REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disadari atau tidak, mungkin Anda pernah berbicara kurang baik di belakang teman atau terjebak dalam kebohongan. Terlepas dari apa yang dilakukan, Anda perlu mencoba mencari cara untuk meminta maaf kepada teman.
Mari jujur pada diri sendiri, bahwa maaf saja tidak cukup. Dilansir Best Life, para ahli memaparkan pentingnya untuk melihat situasi ini sebagai jalan untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan.
“Saya rasa, lebih sering orang-orang melepaskan persahabatan tanpa berusaha untuk bersandar dan tumbuh dari konflik tersebut,” kata seorang psikoterapis integratif berlisensi dan pendiri Mindbody Consulting, Courtnay Meletta.
Jika seorang teman sedang kesal dan kita merasa telah melakukan kesalahan, maka ini adalah kesempatan untuk refleksi dan pemeriksaan diri. Permintaan maaf yang baik dapat berdampak positif pada kepercayaan, dinamika komunikasi, kesejahteraan emosional, dan kesehatan mental.
Menurut terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Suzette Bray, salah satu tanda bahwa kita harus meminta maaf kepada teman adalah jika kita melihat perubahan dalam perilakunya terhadap kita. Misalnya, dia mungkin lebih mudah tersinggung atau tampak menarik diri dari hubungan.
Kita juga harus memercayai insting. Jika kita merasa memang bersalah atau menyesal setelah berinteraksi dengannya, itu merupakan indikator kuat bahwa kita mungkin perlu mengungkapkan rasa sesal kepada teman.
Jika ragu, Bray mengatakan kita bisa bertanya kepada teman apakah mereka merasa tersakiti atas tindakan kita atau tidak. Ingat, hanya karena tidak berniat menyakiti teman kita bukan berarti kita tidak perlu meminta maaf.
Berikut ini lima tips meminta maaf kepada teman yang disakiti:
1. Bersikaplah spesifik
Mengenai permintaan maaf yang baik, aturan nomor satu ditujukan untuk kekhususan. Berbicara dengan bahasa yang tidak jelas seperti "Aku minta maaf atas apa yang terjadi" atau "Maaf aku menyakitimu", tidak hanya terasa meremehkan, tetapi teman kita mungkin akan bertanya-tanya apakah kita benar-benar tahu kesalahan kita.
Misalnya, kita secara tidak sengaja memberi jaminan pada seorang teman. Dalam hal ini, Goldberg mengatakan permintaan maaf yang efektif mungkin terdengar seperti, "Saya minta maaf karena melupakan rencana kita tadi malam. Saya tahu itu membuatmu merasa saya tidak peduli denganmu, dan saya tidak pernah ingin membuatmu merasa seperti itu". Mengidentifikasi dengan tepat kesalahan yang kita lakukan sambil mengungkapkan penyesalan, menunjukkan bahwa kita benar-benar memahami dampak dari tindakan kita.
2. Mendengarkan secara aktif
Permintaan maaf yang tulus membutuhkan pemahaman tentang perasaan orang lain. Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan mendengarkan. Ingat, ada perbedaan besar antara mendengarkan untuk membangun kejelasan dan kasih sayang dan mendengarkan hanya untuk menyusun respons kita selanjutnya.
Tanya teman untuk memberi tahu bagaimana perasaannya terhadap perilaku kita, atau bagaimana dia ingin kita menangani situasi tersebut. Golberg mengatakan, pastikan untuk tidak menyela mereka saat mereka sedang berbicara, bahkan jika memiliki keinginan untuk membela diri.
Mengangguk, melakukan kontak mata, dan memberikan jawaban afirmatif seperti "Saya mengerti" atau "Tentu saja" adalah isyarat yang dapat menunjukkan bahwa kita mendengarkan secara aktif. Ketika mereka sudah selesai, kita dapat berterima kasih kepada mereka karena telah berbagi perasaannya dengan kita.
3. Renungkan kembali dan validasi perasaan mereka
Langkah terakhir dalam mendengarkan aktif adalah refleksi dan validasi. Merenungkan pada dasarnya berarti mengulangi kembali apa yang diungkapkan teman kita dengan kata-kata kita sendiri untuk menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan memahaminya dengan benar.
Misal contoh kalimatnya, "Apa yang aku dengar adalah ketika aku tidak menyertakanmu dalam pesta itu pekan lalu, itu sangat menyakiti perasaanmu dan membuatmu bertanya-tanya apakah aku tidak menghargai persahabatan kita. Apakah aku melakukannya dengan benar?".
4. Tanyakan apa yang mereka butuhkan
Dalam beberapa kasus, orang yang terluka mungkin hanya membutuhkan permintaan maaf. Dalam kasus lain, mereka mungkin menginginkan pelukan, kepastian tentang persahabatan atau jarak dari kita untuk memproses emosinya dan bagaimana dia ingin melanjutkannya. Terkadang, mendengar bahwa kita berkomitmen untuk mengubah cara hidup kita juga dapat membantu.
5. Rincikan apa yang akan kita lakukan secara berbeda di lain waktu
Tidak ada permintaan maaf yang berhasil tanpa penjelasan yang jelas tentang bagaimana kita akan menangani masalah di masa depan. “Beri tahu teman bahwa kita berkomitmen untuk menghindari insiden seperti kesalahan ini di masa depan, dan kemudian bekerja keras untuk melakukannya,” kata Bray.