Kamis 25 Apr 2024 20:20 WIB

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri dan Memuliakan Air di Bali

Ritual melukat bukan merupakan kegiatan komersial.

Warga Bali melaksanakan ritual melukat menggunakan air suci di pura Tirta Empul.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Warga Bali melaksanakan ritual melukat menggunakan air suci di pura Tirta Empul.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Melukat merupakan ritual yang sudah biasa dilakukan umat Hindu khususnya di Bali. Kegiatan itu kini kerap viral di media sosial setelah banyak dilakukan oleh wisatawan mancanegara, pesohor Tanah Air, hingga penyanyi kenamaan asal Amerika Serikat, Usher.

Melukat atau ritual pembersihan diri baik jasmani dan rohani itu menjadi wisata spiritual yang diminati masyarakat dari beragam latar belakang. Bahkan, melukat juga rencananya akan menjadi salah satu agenda lain di World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 18–25 Mei 2024.

Baca Juga

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Nyoman Kenak menjelaskan melukat berasal dari kata sulukat yang terbagi dua suku kata yakni su berarti baik dan lukat berarti pembersihan atau penyucian. Melukat memiliki makna pembersihan secara sekala dan niskala (jasmani dan rohani) baik jiwa dan pikiran manusia sebagai alam terkecil (bhuwana alit) dan alam semesta (bhuwana agung) menggunakan sarana air.

Air yang digunakan bukan sembarangan air melainkan berasal dari air alami atau mata air yang disakralkan dan air yang didoakan.

Ditinjau dari pelaksanaannya, melukat dilakukan terhadap dua hal yakni sebelum upacara agama dilaksanakan yang bertujuan untuk membersihkan-menyucikan semesta. Caranya dengan memercikkan tirta atau air suci yang didoakan oleh pemuka agama Hindu terhadap banten atau sarana upacara keagamaan Hindu.

Kemudian yang kedua yakni melukat dilakukan untuk membersihkan diri sendiri. Membersihkan diri ini pun tak sama dengan membersihkan diri tatkala mandi.

Khusus melukat untuk diri sendiri, ada dua cara yang bisa dilakukan. Yakni pertama dipimpin oleh Sulinggih yakni orang yang disucikan (pendeta Hindu)/pemuka agama Hindu. Melukat dengan cara ini bisa dilakukan di gria atau kediaman sulinggih dengan terlebih dahulu diawali ritual menggunakan air yang didoakan dan air kelapa muda dengan kulit berwarna gading yang memiliki simbol Dewa Siwa sebagai pelebur.

Ada beberapa jenis melukat yang dipimpin oleh Sulinggih atau pemuka agama Hindu yakni Gni Ngelayang yang diyakini untuk penyembuhan saat sakit. Ada juga melukat Gomana yang berkaitan dengan hari lahir sesuai wuku atau penanggalan kalender Bali hingga melukat Semarabeda saat upacara pernikahan.

Kedua, melukat bisa dilakukan mandiri dengan memanfaatkan sumber mata air yang dinilai suci dan disakralkan oleh umat Hindu yang berada di tempat-tempat pemujaan atau pura di Bali.

 

Lanjutkan membaca >>>

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement