Sabtu 20 Apr 2024 12:51 WIB

Kena DBD, Obat Apa yang Harus Diminum Agar Cepat Sembuh?

Banyak yang menyarankan penderita DBD minum angkak, Fufang, hingga sari kurma.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Hingga kini, belum ada obat untuk mengatasi virus dengue penyebab DBD .
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Hingga kini, belum ada obat untuk mengatasi virus dengue penyebab DBD .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kena demam berdarah dengue (DBD), obat apa yang harus diminum untuk mempercepat kesembuhan? Masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia sedang berjuang melawan demam berdarah dengue (DBD).

Hingga April 2024, kasusnya sudah mencapai separuh dari total kasus DBD pada 2023. Demam adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.

Baca Juga

Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi dan gejala-gejala mirip flu. Dilansir Mayo Clinic, Sabtu (20/4/2024), bentuk demam berdarah yang parah, juga disebut dengue hemorrhagic fever (DHF), dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok), dan kematian.

Mengenai obat demam berdarah, banyak yang merekomendasikan untuk minum obat cacing, obat China Fufang, angkak, minum jus bit, dan sari kurma. Sebenarnya, obat apa yang harus diminum penderita demam berdarah agar cepat sembuh?

Ahli penyakit tropis dan infeksi Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI mengungkapkan, sampai saat ini belum ada obat untuk membunuh virus demam berdarah. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue.

"Pengobatannya adalah untuk mengatasi komplikasinya," ujar dr Leonard kepada Republika.co.id.

Salah satu komponen darah adalah plasma darah. Dokter Leonard menuturkan pada demam berdarah terjadi kebocoran plasma.

Plasma darah yang bocor mengakibatkan jumlah cairan di badan dan cairan pembuluh darah itu jadi berkurang. Menurut dr Leonard, itu mengakibatkan darahnya bisa menjadi pekat dan jika dibiarkan, lama-lama membuat peredaran darah kurang lancar.

"Kalau peredaran darahnya kurang lancar, lama-lama bisa membuat jaringan kekurangan, organ-organ tubuh jadi kekurangan zat-zat yang dibawa darah. Kekurangan oksigen, misalnya," jelas dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta ini.

Kekurangan oksigen akan dapat memicu pasien menjadi syok. Kalau ini tidak diatasi dengan baik, pasien bisa meninggal.

Pengobatan demam berdarah yang definitif, menurut dr Leonard, adalah mengawasi tanda-tanda kebocoran plasma yang mengakibatkan pengentalan darah. Obatnya adalah memberikan cairan pengganti dengan cara diinfus atau minum minuman mengandung elektrolit.

"Jadi mengganti obatnya dengan minum karena yang keluar adalah cairan plasma, ya obatnya adalah cairan," ujar dr Leonard.

Bagaimana jika pasien berobat jalan? Dokter Leonard menganjurkan untuk banyak minum cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit.

"Tapi kalau dia dirawat, dia akan diinfus," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement