REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan media sosial menjadi ajang pamer bagi kelompok yang melakukan aksi tawuran di antara remaja. Para remaja pelaku tawuran tersebut tergabung dalam komunitas yang memiliki akun media sosial.
"Mereka ini membuat komunitas sendiri dan kerap beraksi serta memasang aksi mereka di sejumlah akun media sosial," kata Gidion di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Melalui media sosial, menurut Gidion, komunitas tersebut juga memperlihatkan senjata tajam yang mereka miliki. Contohnya, celurit besar yang menjadi kebanggaan anak-anak tersebut.
"Kami sudah lakukan pemetaan terhadap kelompok ini dan terus berupaya menekan aksi tawuran tersebut," kata dia.
Gidion mengatakan aksi tawuran ini bersifat random. Pihaknya juga menemukan para remaja memiliki beberapa lokasi favorit untuk melakukan aksi tawuran.
Mereka biasanya menyukai jalan-jalan yang berukuran lebar sebagai lokasi aksi tawuran seperti di sepanjang jalan RE Martadinata. Menurut Gideon, daerah tersebut menjadi lokasi favorit untuk melakukan aksi perkelahian yang melibatkan orang dalam jumlah banyak ini.
"Selain di jalanan mereka, juga berkompetisi di media sosial untuk menjadi yang terbaik versi mereka," kata dia.
Gideon mengatakan seluruh pihak harus terlibat dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya aksi tawuran yang berujung pada tindak pidana.
"Kami meminta peran orang tua dan lingkungan tempat tinggal agar memfasilitasi anak-anak muda ini dengan kegiatan positif, sehingga tidak terjebak dalam aksi tawuran ini," katanya.