REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta dr Windi Novariani Dwiastiti, Sp P mengingatkan batuk tanda tuberkulosis (TB) biasanya berlangsung lebih dari dua pekan dan berdahak.
"Biasanya kalau batuknya kurang dari dua minggu masih mungkin pneumonia. Tapi hati-hati pada pasien sakit gula, pasien HIV, orang dengan kekebalan tubuh rendah," kata dia dalam seminar daring, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Windi mengatakan batuk ini berbeda dengan asma yang biasanya tidak berdahak, lalu muncul karena pencetus seperti lelah dan dingin. Tuberkulosis yang sering disingkat TB atau TBC termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.
Penyakit itu dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening dan jantung. Kemudian, lebih lanjut terkait gejala TB, selain batuk dengan dahak, juga batuk disertai darah, demam, adanya penurunan berat bahan serta nafsu makan.
Pada mereka dengan gejala-gejala ini, imbuh dia, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan tidak menjadi sumber penularan bagi orang-orang di sekitarnya. "Penularan TB, kalau (pasien) bicara, batuk bersin bisa mengeluarkan satu juta kuman dan kalau kuman ada di ruang tertutup ventilasi tidak bagus, kuman akan bertahan lama dan apabila dihirup orang dengan kekebalan tubuh tidak baik maka bisa terkena TB," kata dia.
Oleh karena itu, dia mengingatkan pasien TB menerapkan etika batuk yang benar antara lain dengan menutup mulut dan hidung dengan lengan dalam dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Kemudian berbicara kasus TB di Jakarta, Kramat Jati, Jakarta Timur menjadi salah satu wilayah yang ditemukan kasus.
Kepala Puskesmas Kramat Jati Inda Mutiara menyebutkan sebaran kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Cililitan dan Kampung Tengah dengan angka lebih dari 200 kasus.