Senin 19 Feb 2024 17:29 WIB

Bahaya Tersembunyi Junk Food untuk Tubuh dan Otak

Junk food memiliki kandungan kalori tinggi, namun rendah nutrisi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Junk food (Ilustrasi). Mengonsumsi junk food, kebutuhan kalori harian seseorang terpenuhi hanya dalam satu kali makan, tetapi ia akan segera merasa lapar setelah makan.
Foto:

Sebuah penelitian lain dilakukan Profesor Nicola Gagliani di Pusat Medis Universitas Hamburg-Eppendorf di Jerman. Proyek bernama Diet-namic yang berlangsung hingga November 2022 itu berfokus pada sel T sistem kekebalan dan interaksinya dengan makanan.

Melalui penelitian pada tikus dan sekelompok kecil sukarelawan manusia, Gagliani menyelidiki bagaimana perubahan pola makan memengaruhi sel T dan respons imun. Tim Gagliani menemukan bahwa beralih dari pola makan sehat ke pola makan tidak sehat dapat dengan cepat mengganggu fungsi sel T, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Hasil studi menggarisbawahi dampak langsung dari pilihan pola makan terhadap kesehatan dan menunjukkan potensi penyesuaian pola makan sebagai bagian dari perawatan medis. Kedua studi sama-sama punya pesan penting, yakni bahwa makanan yang dikonsumsi punya dampak besar terhadap kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement