Rabu 31 Jan 2024 16:05 WIB

Penjelajah Klaim Temukan Misteri Pesawat Amelia Earhart yang Hilang pada 1937

Amelia Earhart pernah bertekad jadi pilot wanita pertama yang mengelilingi dunia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Foto dokumentasi penerbang Amerika Serikat, Amelia Earhart. Seorang pilot yakin telah menemukan pesawat Amelia Earhart yang hilang pada 1937.
Foto: AP Photo/File
Foto dokumentasi penerbang Amerika Serikat, Amelia Earhart. Seorang pilot yakin telah menemukan pesawat Amelia Earhart yang hilang pada 1937.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pilot dan penjelajah yang memulai ekspedisi laut senilai 11 juta dolar Amerika Serikat (AS) Atau sekitar Rp 173,8 miliar yakin bahwa dia telah memecahkan salah satu misteri terbesar dunia. Misteri tersebut yaitu tempat peristirahatan terakhir pesawat Amelia Earhart yang hilang pada tahun 1937. 

Dilansir NBC News, Rabu (31/1/2024), Tony Romeo, mantan perwira intelijen Angkatan Udara dan CEO Deep Sea Vision, menjual real estate komersial untuk mendanai eksplorasi laut dalam di Samudra Pasifik tahun lalu, saat dia menyisir dasar laut dengan teknologi sonar di area yang diduga jatuhnya Earhart. Timnya meninjau data sonar pada Desember yang ditangkap oleh drone bawah air dari perjalanan penelitiannya dan menemukan gambar yang mengejutkan. Yakni, bentuk buram seperti pesawat yang menurut Romeo adalah mesin kembar Lockheed 10-E Electra milik Earhart.

Baca Juga

Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, diperkirakan akan mendarat di sana pada Juli 1937 untuk berhenti mengisi bahan bakar dalam usahanya menjadi pilot wanita pertama yang mengelilingi dunia, namun mereka tidak pernah berhasil. Dia dinyatakan meninggal dua tahun kemudian, setelah AS menyimpulkan bahwa dia jatuh di suatu tempat di Samudra Pasifik, dan jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Meskipun gambarnya buram, Romeo yakin itu adalah pesawat Earhart, mengingat bentuknya yang unik. “Yah, pertama, Anda akan kesulitan untuk meyakinkan saya bahwa itu bukan pesawat terbang, dan kedua, itu bukan pesawat Earhart,” kata Romeo kepada acara NBC TODAY dalam sebuah wawancara yang ditayangkan Senin (29/1/2024). 

Romeo mengatakan tidak ada kecelakaan lain yang diketahui terjadi di area tersebut. Walaupun masih terlalu dini untuk menentukan apakah itu benar-benar pesawat yang telah lama hilang, hal ini merupakan prospek yang menarik.

Tim Romeo berencana kembali ke situs tersebut pada tahun ini atau awal tahun depan dengan membawa kamera dan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk mengambil gambar yang lebih baik dari situs tersebut. “Langkah selanjutnya adalah konfirmasi. Ada banyak hal yang perlu kami ketahui tentang hal itu. Sepertinya ada beberapa kerusakan. Maksud saya, saat ini sudah ada di sana selama 87 tahun,” kata Romeo. 

Kembali bukanlah hal mudah atau murah karena perjalanan tersebut membutuhkan perlengkapan teknologi tinggi yang mahal. Pelayaran Romeo menggunakan drone bawah air Hugin yang diproduksi oleh perusahaan Norwegia Kongsberg, The Wall Street Journal melaporkan.

Dalam pelayaran terakhirnya, ekspedisi tersebut menggunakan kapal selam tanpa awak untuk memindai dasar laut seluas 5.200 mil persegi. Journal melaporkan gambar pesawat yang dicurigai ditemukan berada di kedalaman 5.000 meter di bawah air. 

Romeo mengatakan, dia sendiri berpendapat bahwa ini adalah misteri besar sepanjang masa. “Tentu saja misteri penerbangan yang paling abadi sepanjang masa,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement