Kamis 25 Jan 2024 18:28 WIB

Kondisi Pengungsi Palestina di Rafah Semakin Buruk

Israel menembaki rumah yang penuh dengan perempuan dan anak-anak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Sekjen Global Women Coalition for Quds and Palestine (GWQCP) Rabab Awad berbicara saat mengunjungi Redaksi Republika, Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sekjen Global Women Coalition for Quds and Palestine (GWQCP) Rabab Awad berbicara saat mengunjungi Redaksi Republika, Jakarta, Kamis (25/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ibu lima anak asal Gaza, Palestina, Rabab Awad mengatakan kondisi pengungsian Rafah di perbatasan Palestina-Mesir sangat memprihatinkan. Lebih dari setengah dari 2,3 juta warga Gaza mengungsi ke tenda-tenda di Rafah setelah operasi militer Israel ke permukiman yang terkepung itu.

"Bayangkan kota yang dihuni 300 ribu orang kini ditinggali satu juta lebih," katanya saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis (25/1/2024).

Baca Juga

Rabab yang kini tinggal di Istanbul, Turki mengatakan masih banyak keluarganya yang tinggal di Gaza. Tidak sedikit yang syahid dalam serangan Israel.

BACA JUGA: Surat Yasin 83 Ayat Arab, Latin, dan Terjemahan

Rabab mengatakan ia masih bisa berkomunikasi dengan keluarganya yang mengungsi ke Rafah. Sesekali ia melakukan sambungan telepon meski jaringan komunikasi termasuk internet kerap padam.

"Saya berbicara dengan keluarga saya selama satu menit," katanya.

Saat ditanya apakah anggota keluarganya juga ditinggal di tenda-tenda pengungsian. "Keluarga saya sama seperti lainnya. Semua orang di Gaza keluarga saya, semua perempuan di Gaza ibu, saudara perempuan saya," jawabnya.

70 persen kematian di Gaza...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement