Selasa 23 Jan 2024 20:01 WIB

Ahli Etika: Jangan Sembarang Sentuh Perut Ibu Hamil

Orang biasanya spontan mengelus perut ibu hamil untuk tunjukkan kegembiraannya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu hamil (Ilustrasi). Nilai agama, budaya, atau prinsip pribadi juga bisa turut memengaruhi preferensi ibu hamil terkait sentuhan orang lain pada perut mereka.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa gembira dan antusiasme yang besar dalam menyambut kehamilan sering kali membuat orang-orang ingin mengelus perut ibu hamil. Meski tak ada niat buruk, menyentuh perut ibu hamil tanpa izin sebenarnya merupakan hal yang kurang pantas untuk dilakukan.

Hal ini pula yang dirasakan oleh perempuan bernama Megan Elizabeth Guist dari Ohio, AS. Saat hamil, Guist mengatakan dia sangat senang mengelus perutnya sendiri sambil mengajak janin dalam kandungannya bicara.

Baca Juga

"Tapi saya tidak suka ketika orang di luar keluarga saya atau di luar lingkar pertemanan menyentuh perut saya," kata Guist.

Ketika orang lain menyentuh perutnya tanpa izin, Guist merasa orang tersebut telah menerobos masuk ke ruang pribadinya. Akan tetapi, Guist mungkin akan memberikan izin bila orang lain tersebut meminta izin terlebih dahulu sebelum menyentuh perutnya ketika hamil.

"(Menyentuh perut ibu hamil tanpa izin) adalah hal yang benar-benar tak bisa diterima," jelas ahli etika internasional tersertifikasi, Jamila Musayeva, seperti dilansir Fox News pada Selasa (23/1/2024).

Musayeva mengingatkan bahwa perut merupakan area pribadi dan intim bagi perempuan. Area ini hanya boleh disentuh oleh orang-orang terdekat, seperti pasangan, saudara, atau orang tua.

"Sentuhan dari kenalan atau kolega tidak diperkenankan, apalagi orang asing," ujar Musayeva.

Pada dasarnya, tidak ada aturan universal yang berlaku mengenai etika menyentuh perut ibu hamil. Nilai agama, budaya, atau prinsip pribadi juga bisa turut memengaruhi preferensi ibu hamil terkait sentuhan orang lain pada perut mereka.

Terlepas dari itu, ada satu aturan umum yang perlu diingat oleh semua orang sebelum menyentuh perut ibu hamil. Aturan tersebut adalah melihat "kode" yang diberikan oleh ibu hamil.

"Bila karena suatu alasan seseorang benar-benar ingin mengelus perut ibu hamil, orang tersebut perlu bertanya kepada sang ibu hamil apakah dia boleh melakukannya atau tidak," terang musayeva.

Di sisi lain, ibu hamil yang tak suka bila perutnya disentuh oleh orang asing juga tidak perlu merasa enggan untuk bersuara. Ibu hamil bisa memberikan kode secara verbal atau non verbal kepada orang-orang di sekitar agar tidak menyentuh perut mereka.

Bila ingin memberikan kode verbal, ibu hamil bisa dengan lugas menyatakan bahwa mereka tidak suka disentuh ketika ada orang lain menjulurkan tangan untuk memegang perut mereka. Gunakan nada bicara yang tegas namun tetap tunjukkan keramahan lewat senyum.

"Karena bisa saja orang tersebut memiliki budaya berbeda yang menilai bahwa sentuhan sebagai salam atau ungkapan kasih sayang adalah hal yang bisa diterima," kata Musayeva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement