Ahad 31 Dec 2023 16:49 WIB

Peneliti Ungkap Konsumsi Obat Depresi Picu Keguguran pada Ibu Hamil

Paparan benzodiazepin dapat menyebabkan kelainan perkembangan janin.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Ibu hamil (Ilustrasi). Obat antikecemasan dapat menimbulkan risiko keguguran pada ibu hamil.
Foto:

Alprazolam, versi generik dari Xanax, menunjukkan hubungan risiko terendah, yaitu 39 persen. Ketika digunakan selama kehamilan, benzos dapat melewati penghalang antara ibu dan plasenta sehingga membuat janin terpapar obat tersebut.

Para peneliti berhipotesis bahwa peran benzodiazepin adalah dalam perkembangan dan pertumbuhan sel. Maka jadi masuk akal jika paparan benzodiazepin dapat menyebabkan kelainan perkembangan janin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan keguguran.

Meskipun penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara benzos dan keguguran, para peneliti tidak dapat menentukan hubungan langsungnya. Para peneliti memperhitungkan kondisi mendasar yang mungkin memicu keguguran, namun tidak mempertimbangkan dampak dari kombinasi beberapa faktor, seperti merokok dan kecemasan.

Temuan ini penting mengingat tingginya jumlah wanita hamil yang diduga mengonsumsi obat tersebut. Sebuah studi tahun 2020 menemukan prevalensi benzos secara internasional selama kehamilan adalah 1,9 persen.

Sementara itu, penelitian lain pada tahun 2019 menemukan dua persen ibu hamil menerima setidaknya satu benzodiazepin selama kehamilan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan kurang dari satu dari 100 wanita menggunakan obat benzodiazepin atau antipsikotik selama kehamilan.

Studi tentang dampak benzos pada kehamilan dan janin memberikan hasil yang beragam. Sebuah studi tahun 2022 terhadap lebih dari 1,5 juta anak menemukan paparan benzodiazepin selama kehamilan tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf pada anak.

American College of Obstetricians and Gynecologists, sekelompok dokter OB-GYN yang memberikan rekomendasi medis bagi profesional kesehatan dan pasien, menyatakan bahwa penelitian menunjukkan sebagian besar antidepresan, termasuk benzos, tidak meningkatkan risiko cacat lahir.

Namun, studi tahun 2020 yang dilakukan oleh peneliti Stanford University menemukan wanita yang mengonsumsi benzos seminggu sebelum hamil, memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik. Itu adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim, dan berakibat fatal bagi janin serta ibu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement