Sabtu 23 Dec 2023 20:06 WIB

Psikolog Klinis: Tips Bangun Kedekatan dengan Anak dan Cara Identifikasi Grooming

Hindari kalimat menghakimi dan perbanyak mendengar anak saat bercerita.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Kekerasan seksual (ilustrasi). Psikolog klinis dan dosen psikologi UPI Bandung, Ifa Hanifah Misbach memberikan saran bagi orang tua dalam membangun kedekatan yang sehat dengan anak-anak mereka.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis dan dosen psikologi UPI Bandung, Ifa Hanifah Misbach memberikan saran bagi orang tua dalam membangun kedekatan yang sehat dengan anak-anak mereka. Hal ini sangat penting agar anak-anak merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi pengalaman mereka, serta untuk mengidentifikasi potensi tanda-tanda grooming dari pelaku kejahatan seksual.

Menurut Ifa Hanifah Misbach, inti dari peran orang tua adalah menciptakan koneksi batin yang kuat dengan anak-anak. "Jika anak merasa tidak diterima apa adanya oleh orang tua, otomatis anak merasa tidak nyaman karena defisit afeksi dan akan menjauh dengan sendirinya," kata Ifa kepada Republika.co.id, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga

Dia menekankan pentingnya melakukan "Connection before Correction" atau C before C, yaitu membangun koneksi sebelum memberikan koreksi.

Berikut adalah beberapa cara sederhana untuk membangun koneksi batin dengan anak-anak.

1. Perbanyak Mendengar

Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak-anak bercerita. Hal ini membantu mereka merasa didengar dan dihargai.

2. Hindari Kalimat Menghakimi

Ketika anak-anak berbagi pengalaman atau cerita, hindari kalimat yang dapat membuat mereka merasa dihakimi, pantas mendapat hukuman, atau merendahkan harga diri.

3. Dengarkan Kesalahan dengan Sabar

Jika anak melakukan kesalahan, dengarkan dengan sabar sampai selesai sebelum memberikan koreksi. Setelah itu, berikan pelukan dan berbicara dengan suara yang tenang.

Ifa juga memberikan insight mengenai tanda-tanda grooming yang harus diwaspadai oleh orang tua.

1. Penerimaan Hadiah yang Tidak Jelas

Jika anak atau remaja sering mendapatkan hadiah tanpa jelas siapa yang memberikannya, orang tua harus curiga.

2. Menjaga Rahasia

Anak yang tidak mau menceritakan siapa yang memberikan hadiah atau enggan berbicara mengenai interaksi dengan orang dewasa patut menjadi perhatian.

Lanjut ke halaman selanjutnya....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement