Senin 27 Nov 2023 13:46 WIB

China Alami Lonjakan Penyakit Pernapasan, Covid Lagi?

China menyebut lonjakan kasus ini disebabkan oleh flu dan patogen lain.

A man wears a face mask as he walks on an overpass in Beijing, China, 30 October 2023.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
A man wears a face mask as he walks on an overpass in Beijing, China, 30 October 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lonjakan penyakit pernapasan di seluruh China telah menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). China menyebut lonjakan kasus ini disebabkan oleh flu dan patogen lain. Kementerian Kesehatan menegaskan penyakit ini bukan disebabkan oleh virus baru.

"Kelompok infeksi pernafasan yang terjadi saat ini disebabkan oleh tumpang tindihnya virus-virus umum, seperti virus influenza, rhinovirus, virus pernaPasan syncytial, atau RSV, adenovirus serta bakteri seperti mycoplasma pneumoniae, yang merupakan penyebab umum infeksi saluran pernapasan," kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, dilansir NBC News, Senin (27/11/2023).

Baca Juga

Kementerian tersebut meminta pemerintah daerah untuk membuka lebih banyak klinik demam dan mempromosikan vaksinasi di kalangan anak-anak dan orang tua ketika negara tersebut bergulat dengan gelombang penyakit pernapasan di musim dingin pertama sejak pencabutan pembatasan Covid-19.

“Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan pembukaan klinik dan area perawatan terkait, memperpanjang jam layanan, dan meningkatkan pasokan obat-obatan,” kata juru bicara kementerian Mi Feng.

Dia menyarankan masyarakat untuk memakai masker dan meminta pemerintah setempat untuk fokus mencegah penyebaran penyakit di tempat-tempat ramai seperti sekolah dan panti jompo.

Pekan lalu, WHO secara resmi meminta China memberikan informasi tentang potensi lonjakan penyakit pernapasan dan kelompok pneumonia pada anak-anak yang mengkhawatirkan, seperti yang disebutkan dalam beberapa laporan media dan layanan pemantauan penyakit menular global.

Munculnya strain flu baru atau virus lain yang mampu memicu pandemi biasanya dimulai dari kelompok penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis. Baik SARS maupun Covid-19 pertama kali dilaporkan sebagai jenis pneumonia yang tidak biasa.

Pihak berwenang China menyalahkan peningkatan penyakit pernapasan sebagai akibat dari pencabutan pembatasan lockdown akibat Covid-19. Negara-negara lain juga mengalami lonjakan penyakit pernafasan seperti RSV ketika pembatasan pandemi berakhir.

WHO mengatakan pejabat kesehatan China memberikan data yang diminta selama telekonferensi pada hari Kamis (23/11/2023). Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena penyakit termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus flu biasa sejak Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement