REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Alergi-Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM menuturkan penyakit autoimun tidak mungkin dicegah karena faktor genetik. Akan tetapi, ada cara mengurangi risiko, seperti dengan mengatur pola makan.
"Dengan makan makanan sehat, seimbang, dan teratur, kaya antioksidan dan nutrisi itu bisa mengurangi kemungkinan autoimun," kata dia dalam diskusi daring yang digelar RSCM, Kamis (9/11/2023).
Sukamto mengatakan walau penyakit autoimun sepenuhnya karena ada faktor genetik, namun merujuk sejumlah teori menyatakan beberapa makanan tertentu memiliki sifat merusak tubuh. Contohnya, radikal bebas bisa mengubah perilaku sistem kekebalan tubuh seseorang.
Oleh karena itu, Sukamto menyarankan orang-orang menerapkan pola makan sehat, termasuk konsumsi probiotik seperti yoghurt dan kefir untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Probiotik juga diketahui bermanfaat untuk kesehatan sistem pencernaan serta tubuh secara keseluruhan.
Selain pola makan sehat, Sukamto menyarankan olahraga teratur untuk dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Olahraga juga dapat membantu menjaga agar tubuh tetap ideal.
"Berat badan meningkat, risiko mendapatkan autoimun jadi tinggi," kata dia.
Cara lainnya untuk mengurangi risiko terkena penyakit autoimun, yakni menghindari merokok, tidur malam cukup, dan mengelola stres. Sukamto mengingatkan stres kronis sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
"Lalu, jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan dan diagnosis dini," ujar Sukamto.