REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga 1 November 2023, Indonesia mencatat 29 kasus cacar monyet (monkeypox). Apa saja gejala cacar monyet, berikut kemungkinan komplikasi serta tingkat kematiannya?
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Dokter spesialis dermatologi dan venereologi Hanny Nilasari menjelaskan bahwa monkeypox dideteksi sejak 1958, yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.
Kasus monkeypox pertama pada manusia tercatat pada 1970, menyerang anak berusia sembilan tahun di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah. Selama 1971-2021, wabah sporadis cacar monyet terjadi di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Lantas, periode 2022-2023, cacar monyet menjadi wabah global.
"Tetapi, secara epidemiologi dan manifestasi klinis berbeda dibanding wabah sebelumnya. Wabah global di tahun 2022-2023 disebabkan oleh strain clade IIb, dikaitkan dengan mutasi dari strain sebelumnya (clade I dan clade II)," kata Hanny dalam webinar "Tata Laksana Monkeypox" yang digelar Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis (2/11/2023).
Dia menyampaikan, penyebab pasti munculnya wabah cacar monyet saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Beberapa ahli menyebutkan peningkatan kasus dipengaruhi penurunan angka vaksinasi smallpox.
Ada juga yang menduga peningkatan kasus berkaitan dengan lonjakan travel and trade serta peningkatan jumlah populasi manusia yang meningkatkan risiko kontak manusia dengan hewan yang terjangkit virus.
Mekanisme penularan awal cacar monyet adalah dari hewan ke manusia. Namun, kini terdapat pergeseran di mana virus menular dari kontak antara manusia ke manusia. Sebagian ditularkan lewat kontak seksual, dan sebagian lagi dari kontak non-seksual.
Hanny menginformasikan, masa inkubasi cacar monyet berkisar antara enam hingga 13 hari. Gejalanya selintas mirip dengan gejala cacar air, namun ada perbedaan utama, yaitu pembengkakan kelenjar getah bening.
Secara umum, pasien awalnya akan mendapati lesi, lalu bisa diikuti dengan demam. Gejala lain, yaitu limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri tenggorokan, dan myalgia (nyeri otot).