Jumat 13 Oct 2023 17:23 WIB

Bagaimana Cara Menyampaikan Perihal Baligh Kepada Anak?  

Penyampaian tentang baligh akan berbeda bergantung usia anak.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Ketika anak memasuki usia baligh, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dalam tubuhnya.
Foto: flickr
Ketika anak memasuki usia baligh, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dalam tubuhnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika anak memasuki usia baligh, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dalam tubuhnya. Baik itu laki-laki maupun perempuan, mereka akan bertanya tentang berbagai hal mengenai keintiman.

Sebelum memasuki usia baligh, anak-anak akan memasuki dulu usia mummayiz. Oleh karena itu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda mengatakan, Rasulallah SAW sudah menganjurkan untuk mengajak sholat di usia tujuh tahun dan memberi hukuman di usia 10 tahun.

Baca Juga

“Umur baligh tidak sama antaranak. Edukasi seks yang dimaksud harus disesuaikan dengan usia mereka, mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dan tidak tepat untuk disampaikan,” ungkap Miftahul kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Sementara itu, melansir dari Nation Wide Childrens, ada beberapa saran yang dapat memudahkan orang tua berdiskusi tentang masa baligh atau pubertas dengan anak.

1. Gunakan bahasa bagian tubuh yang sebenarnya untuk alat kelamin. Tetapi Miftahul menyarankan untuk menyebut ‘kemaluan’ untuk usia mummayiz, dan bisa menyebutkan nama sebenarnya 'penis dan vagina' jika anak mulai baligh.

2. Jagalah agar tetap singkat ketika berbicara dengan anak kecil.

3. Gunakan situasi sehari-hari untuk memicu percakapan karena anak-anak akan bertanya.

4. Jangan menunggu untuk “berbicara”. Tidak ada kata terlalu dini, karena anak-anak bisa mengenal topik ini di sekolah dan di media sosial jauh lebih cepat dari yang orang tua kira.

5. Pubertas adalah bagian normal dari pertumbuhan. Ingatlah hal itu, dan ingatkan anak bahwa tidak ada yang “salah” dengan perubahan yang dialami tubuh mereka.

6. Berpura-pura sampai anak nyaman dengan sendirinya. Usahakan untuk tidak terlihat tidak nyaman atau malu, agar anak juga tidak merasa seperti itu.

Orang tua dapat melakukan ini untk menjawab pertanyaan seputar pubertas....

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement