Senin 09 Oct 2023 22:20 WIB

Bertemu Tokoh Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya, Ganjar Bicarakan Politik 

Ganjar mengaku sudah lama ingin bersilaturahim dengan tokoh Pesantren Miftahul Huda.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (9/10/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (9/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mengunjungi Pesantren Miftahul Huda, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (9/10/2023). Ia bertemu dengan sejumlah tokoh dari pesantren yang ada di Kecamatan Manonjaya itu.

Berdasarkan pantauan, setibanya di Pesantren Miftahul Huda, Ganjar langsung ikut menunaikan sholat Maghrib berjamaah. Selepas itu, ia sempat menyapa para santri dan kemudian melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan atau tokoh Pesantren Miftahul Huda.

Baca Juga

“Saya berbicara dengan Kiai Asep (Asep Ahmad Maoshul Affandy), Kang Uu (Uu Ruzhanul Ulum), sahabat saya lama. Saya memang sudah janji lama mau bersilaturahim. Alhamdulillah, hari ini bisa bareng,” kata Ganjar, selepas pertemuan, Senin malam.

Dalam pertemuan itu, Ganjar mengaku membicarakan urusan politik. Pasalnya, sejumlah tokoh Pesantren Miftahul Huda berkiprah dalam dunia politik. “Kami berbincang banyak hal karena keluarga ini politisi semua dari PPP. Dari DPR RI. Beliau (Uu Ruzhanul Ulum) jadi wagub (wakil gubernur Jawa Barat). Jadi, kita bicaranya ya ketemu sesama politisi. Bicaranya apa? Politik,” kata Ganjar.

Ganjar mengaku tak ada membahas soal bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya untuk maju pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Sebab, pihak Pesantren Miftahul Huda tak menanyakan masalah itu.

Perwakilan Pesantren Miftahul Huda, yang merupakan Ketua Himpunan Alumni Miftahul Huda (Hamida), KH Dudung Abdullah Faqih, mengatakan, pihaknya belum menentukan sikap terkait Pilpres 2024.

“Kita akan menentukan sikap setelah konsultasi dengan madrasah siyasah sebagai konsultan politik. Kami masih tetap memantau dan menganalisis, setidaknya sampai 15 Oktober,” kata Kiai Dudung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement