Ahad 08 Oct 2023 20:01 WIB

Kaget Kena PHK, Mantan Karyawan Amazon Ini Curhat di LinkedIn

Dia kehilangan pekerjaannya setelah hampir 12 tahun bekerja di Amazon.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Seorang mantan karyawan Amazon membagikan kisahnya yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan setelah hampir 12 tahun bekerja/ilustrasi
Foto: AP Photo/Michel Spingler, File
Seorang mantan karyawan Amazon membagikan kisahnya yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan setelah hampir 12 tahun bekerja/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mantan karyawan Amazon membagikan kisahnya yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan. Lewat akun LinkedIn, dia mengaku sedih karena kehilangan pekerjaannya setelah hampir 12 tahun bekerja di Amazon.

"Hari ini, 30 September, adalah hari terakhir saya di Amazon. Saya terkena dampak #amazonlayoffs, dan saya akan meninggalkan perusahaan hanya 17 hari sebelum hari ke-12 saya," tulisnya, dikutip dari laman India Today, Ahad (8/10/2023).

Baca Juga

Mantan pegawai Amazon itu merasa berat hati harus meninggalkan tempat yang dia sebut rumah. Akibat kehilangan pekerjaannya, dia kembali ke negara asalnya, India. Namun, dia bertekad ingin pergi lagi ke Amerika Serikat untuk mengadu nasib.

Sosok tersebut menyampaikan perasaannya ketika mengalami pemecatan. Dia merasakan gabungan kemarahan, kesedihan, termasuk rasa optimisme yang rumit. "Untungnya, saya punya banyak waktu untuk memproses pikiran saya, dan menurut saya ada baiknya menuliskannya di sini," ujarnya.

Akan tetapi, dia juga cukup bangga dengan pencapaiannya selama berada di perusahaan tersebut, sekaligus sedih harus meninggalkan rekan-rekannya, dan gugup dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Sebelum hengkang, mantan karyawan itu mengaku ada masa transisi di mana dia hanya bekerja empat jam sepekan.

"Orang-orang cenderung bertahan dalam situasi yang tidak memuaskan tapi stabil daripada menerima ketidakpastian yang datang seiring dengan perubahan. Saya sekarang dipaksa untuk berubah, yang mana menakutkan sekaligus menggembirakan," ungkapnya.

Berbicara tentang bagaimana hari terakhirnya di perusahaan itu terasa "pahit manis", mantan karyawan tersebut pada akhirnya merasa siap untuk pergi, dan kini merasa cukup senang dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Menambahkan sedikit humor, dia bercerita mengambil seikat pisang dari Amazon ketika membereskan barang-barang.

Tahun lalu, Amazon telah memecat 18 ribu karyawan dari berbagai departemen. Pada Januari 2023, muncul berita bahwa untuk memangkas biaya, Amazon juga menjual beberapa ruang kantornya yang kosong. Kemudian, perusahaan mengumumkan lagi PHK besar-besaran pada Maret 2023.

Amazon mengatakan telah memutuskan untuk memecat 9.000 orang secara global. Karyawan dari AWS, PXT, Advertising, dan Twitch akan terkena dampaknya. CEO Amazon Andy Jassy, ​​dalam postingan blog yang mengumumkan PHK putaran kedua, menyebutnya sebagai 'keputusan sulit'. 

"Karena kami baru saja menyelesaikan fase kedua dari rencana operasi kami ("OP2") pekan lalu, saya menulis untuk menyampaikan bahwa kami bermaksud menghilangkan sekitar 9.000 posisi lagi dalam beberapa pekan ke depan-kebanyakan di AWS, PXT, Advertising, dan Twitch. Ini adalah keputusan yang sulit, namun menurut kami merupakan keputusan terbaik bagi perusahaan dalam jangka panjang," kata Jassy.

Baik itu karyawan baru yang baru mulai bekerja atau senior yang sudah bertahun-tahun bergabung, tidak ada yang selamat dari gelombang PHK yang melanda sejumlah perusahaan IT awal tahun ini. Raksasa teknologi seperti Amazon, Meta, Twitter, Google, dan Microsoft secara kolektif memecat ribuan karyawan di seluruh dunia.

Sejak 2022, LinkedIn dipenuhi mantan pegawai yang berbagi cerita, tentang bagaimana PHK berdampak pada kehidupan mereka dan bagaimana mereka berusaha mengatasinya. Sementara, beberapa karyawan menulis bagaimana mereka kehilangan pekerjaan selama cuti hamil, atau mengetahui bahwa mereka diberhentikan saat sedang berlibur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement