Sabtu 23 Sep 2023 13:22 WIB

Ngeri, Begini Dampak Polusi Udara Terhadap Anak-Anak

ISPA terbukti dapat menurunkan angka harapan hidup selama setahun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Natalia Endah Hapsari
Bahaya polusi udara pada tumbuh kembang anak  (ilustrasi)..
Foto: dokpri
Bahaya polusi udara pada tumbuh kembang anak (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Pencemaran polusi udara menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Studi yang dilakukan oleh Energy Policy Institute of Chicago University (EPIC), Global Burden Disease, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa polusi udara mampu memangkas 1,4 tahun dari usia kehidupan rata-rata manusia.

Sementara, diabetes dan infeksi ginjal menurunkan rata-rata harapan hidup sebesar 1,2 tahun. Di sisi lain, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terbukti dapat menurunkan angka harapan hidup selama setahun. United Nation’s Children Fund (UNICEF) pernah mengeluarkan penelitian yang menunjukkan sebanyak 600 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya dimana polusi udara disebutkan sebagai salah satu faktor utamanya.

Baca Juga

Mengingatkan bahaya polusi udara bagi kesehatan anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mendorong orang tua memenuhi hak anak di bidang kesehatan. "Anak sebagai bagian dari Sumber Daya Manusia (SDM) pembangunan bangsa, penting untuk dirawat dan dijaga supaya tumbuh optimal dan berdaya saing tinggi," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA Amurwani Dwi Lestariningsih dalam Mediatalk, Jumat (22/9/2023). 

Amurwani menyebut anak yang terpenuhi hak kesehatan dan pendidikannya merupakan bagian penting dalam menuju Indonesia Emas 2045. Pemenuhan hak anak atas kesehatan dinilai penting dilaksanakan. Apalagi saat ini terdapat 79,4 juta WNI yang menginjak usia anak (0-18 tahun). "Merekalah yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa ke depan," ujar Amurwani. 

Amurwani juga menyoroti beberapa kasus yang melanggar hak anak atas pemenuhan kesehatan, sepertu merokok dan membakar sampah di lingkungan perumahan. Kedua hal itu padahal berdampak buruk bagi udara di sekitar anak. "Kondisi sekarang lingkungan kita membuat anak tidak nyaman. Kadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita perbuat itu merugikan anak," ujar Amurwani. 

Atas dasar itulah, Amurwani merekomendasikan orang tua memperhatikan hak anak atas kesehatan di saat polusi udara kian parah. Salah satunya dengan memberikan sarana permainan edukatif di dalam rumah. "Ini agar mengurangi waktu bermain anak di luar rumah yang bahaya terpapar polusi udara," ucap Amurwani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement