Rabu 06 Sep 2023 02:55 WIB

Periksa Gangguan Kesehatan Mental dengan Tes Laboratorium, Apa Fungsinya?

Pengecekan laboratorium dibutuhkan karena ada faktor-faktor kesehatan yang mendasari.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Saat terindikasi mengidap gangguan kesehatan mental, oakar menyebutkan pula perlunya melakukan tes laboratorium/ilustrasi
Foto: Pixabay
Saat terindikasi mengidap gangguan kesehatan mental, oakar menyebutkan pula perlunya melakukan tes laboratorium/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat terindikasi mengidap gangguan kesehatan mental, sebagian orang mungkin berpikir solusinya adalah langsung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Namun, pakar menyebutkan pula perlunya melakukan tes laboratorium.

Dalam ajang jumpa pers beberapa waktu lalu, terungkap bahwa pengecekan laboratorium dibutuhkan karena ada faktor-faktor kesehatan yang mendasari dan berkontribusi pada berbagai gejala gangguan kesehatan mental.

Baca Juga

"Peranan tes laboratorium adalah memastikan bahwa gejala kesehatan mental yang timbul bukan merupakan dampak dari salah satu penyakit. Jadi, bisa mengeliminasi atau menyingkirkan kemungkinan tersebut," kata Business & Marketing Director Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati.

Bagaimana alurnya? Indriyanti menyampaikan, seseorang yang merasa mengembangkan kondisi kesehatan mental tertentu biasanya akan konsultasi dengan psikiater, psikolog, atau dokter. Dari hasil konsultasi itu, kerap kali profesional medis yang merekomendasikan, tes laboratorium apa saja yang memang dibutuhkan.

Tim Prodia menjelaskan, ada belasan tes darah yang bisa memberikan informasi pendukung mengenai kondisi kesehatan mental. Deretan tes laboratorium itu antara lain prohealthy gut (PHG), HbA1c atau tes gula darah, pemeriksaan tiroid (TSHs), hsCRP, amino acid profile, omega profile, vitamin D, vitamin B12, B1, B6, folic acid, zinc dan selenium Mg, homocysteine, estradiol, serta cortisol.

Sebagai contoh, penyakit tiroid dan depresi bisa memunculkan ciri serupa, termasuk lemas, mudah lelah, serta gangguan tidur. Dengan melakukan tes laboratorium, akan diketahui apakah gejala itu berkaitan dengan tiroid. Jika tidak, bisa mengeliminasi akar masalah tersebut dan berlanjut mendapat penanganan dari pakar kesehatan jiwa.

Begitu pula dengan pemeriksaan lain, seperti pengecekan kadar vitamin. Pasalnya, defisiensi vitamin D berpotensi menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi tubuh, termasuk pada suasana hati. Jika memang tubuh tidak kekurangan vitamin (yang diketahui dari hasil laboratorium), profesional medis dapat melanjutkan penanganan kondisi pasien terkait aspek psikisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement