Senin 21 Aug 2023 06:05 WIB

Ini Fakta Terkait Lensa Kacamata Blue Light

Lensa 'blue light' kian banyak diresepkan bagi pengguna kacamata.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Lensa 'blue light' kian banyak diresepkan bagi pengguna kacamata karena diklaim bisa melindungi mata.
Foto: VOA
Lensa 'blue light' kian banyak diresepkan bagi pengguna kacamata karena diklaim bisa melindungi mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lensa kacamata blue light telah banyak diresepkan karena diklaim bisa melindungi mata dari paparan sinar UV dan radiasi. Namun sebuah studi baru menemukan lensa blue light tidak membantu meningkatkan kesehatan mata penggunanya.

Para peneliti dari Inggris dan Australia meninjau data dari 17 uji coba terkontrol secara acak dari enam negara berbeda dan tidak menemukan bukti lensa blue light melindungi mata dari kerusakan retina. Retina merupakan lapiran sangat tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya.

Baca Juga

“Jumlah sinar biru yang diterima mata kita dari sumber buatan, seperti layar komputer, hanya seperseribu dari apa yang kita dapatkan dari sinar matahari. Perlu juga diingat bahwa lensa blue light biasanya menyaring sekitar 10-25 persen sinar biru, tergantung pada produk tertentu," kata Dr Sumeer Singh, seorang peneliti pascadoktoral di University of Melbourne.

“Menyaring tingkat sinar biru yang lebih tinggi akan mengharuskan lensa memiliki warna kuning yang jelas, yang akan memiliki efek substansial pada persepsi warna," tambah dia seperti dilansir Siasat Daily, Ahad (20/8/2023).

Mekanisme potensial yang dapat digunakan lensa blue light untuk membantu mengatasi ketegangan mata dan melindungi retina, masih belum jelas. Salah satu dasar klaim tentang manfaat lensa ini membantu menangkal paparan sinar biru yang semakin masif dari layar komputer dan gawai. Namun melalui studi ini, para peneliti tidak menemukan bukti yang jelas dan akurat tentang klaim-klaim tersebut.

“Temuan kami tidak mendukung resep lensa blue light untuk populasi umum. Hasil ini relevan untuk berbagai pemangku kepentingan, termasuk para profesional perawatan mata, pasien, peneliti, dan komunitas yang lebih luas," kata Laura Downie, Associate Professor di University of Melbourne.

Tinjauan yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews ini tidak menemukan laporan yang konsisten mengenai efek samping merugikan jika pengguna kacamata tidak memakai lensa blue light. Efek apa pun yang dilaporkan cenderung ringan, jarang terjadi dan bersifat sementara.

Efek tersebut termasuk ketidaknyamanan saat mengenakan kacamata, pusing, dan suasana hati yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan terkait dengan pemakaian kacamata secara umum, karena efek itu dilaporkan oleh pengguna kacamata dengan lensa blue light dan non-blue light.

"Kami menemukan, mungkin tidak ada keuntungan jangka pendek dari penggunaan lensa kacamata blue light. Saat ini juga belum jelas apakah lensa ini memengaruhi kualitas penglihatan atau bahkan kualitas tidur, dan tidak ada kesimpulan yang dapat diambil tentang efek potensial pada kesehatan retina dalam jangka panjang,” kata Downie.

Ia pun berharap, studi ini bisa menjadi bahan pertimbangan siapapun ketika hendak membeli kacamata.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement