Selasa 18 Jul 2023 23:04 WIB

Membunuh Semut, Bolehkah dalam Islam?

Sering kali tingkah laku semut yang mengerubungi makanan bikin kita jengkel.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Semut (ilustrasi). Membunuh semut diperbolehkam dalam Islam asal ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Foto: www.freepik.com
Semut (ilustrasi). Membunuh semut diperbolehkam dalam Islam asal ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam ajaran Islam, semut merupakan salah satu hewan yang dilarang dibunuh. Semut masuk dalam daftar hewan yang ada dalam hadits Ibnu Majah.

“Rasulullah melarang membunuh burung shurad, kodok, semut, dan burung hud-hud” (HR Ibnu Majah).

Namun, para ulama mengatakan hadits tersebut tidak boleh diartikan berlaku pada semua semut. Dikutip laman NU, Selasa (18/7/2023), hanya jenis tertentu semut besar dan panjang yang ada dalam kisah Nabi Sulaiman. Jadi, semut selain jenis ini boleh dibunuh. Apalagi saat semut itu sudah mengganggu dan menyakiti manusia.

Bahkan, jika semut besar dan panjang yang haram dibunuh ini menyakiti manusia maka keharaman membunuhnya menjadi hilang. Namun, untuk membunuhnya juga perlu memperhatikan beberapa hal.

Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Prof KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang dikenal Buya Yahya mengatakan, jangan membunuh semut dengan cara membakarnya karena Nabi melarang cara itu. “Hukum membunuh semut saat semut ganggu, tidak dosa lagi. Karena dia ganggu. Urusan manusia ganggu manusia, ngabisin makanan, rusak makanan, maka semut boleh dibinasakan. Tapi ingat tidak boleh dibakar,” kata dia dalam video berjudul "Hukum Membakar dan Membunuh Semut" yang Mengganggu di kanal Youtube Buya Yahya.

Menurut laman NU, ada sejumlah cara yang perlu diperhatikan untuk membunuh semut, seperti memukul atau menginjaknya. Karena jika membunuh dengan membakar, itu akan menyakiti dia. Oleh karena itu, diperintahkan untuk membunuh sesuatu tidak dengan cara yang menyiksa.

Ibnu Mas'ud RA berkata, "Kami pernah bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan, ketika itu kami melihat seekor burung kecil bersama dua anaknya. Kemudian kami ambil keduanya. Setelah itu induknya datang seraya mengepakkan kedua sayapnya. Nabi SAW pun datang seraya berkata, 'Siapa yang membuat burung ini risau karena anaknya? Kembalikan anak burung ini kepadanya.'"

"Sesudah itu beliau melihat sebuah sarang semut yang telah kami bakar. Beliau pun bertanya, ‘Siapa yang telah membakar ini?’ Kami menjawab, ‘Kami, ya Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Tidaklah sepantasnya ada yang menyiksa dengan cara itu kecuali Rabb pemilik api itu sendiri’" (HR Abu Dawud dengan sanad sahih). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement