REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria berusia 60 tahun di Nagpur, India bernama Sanju Bhagat telah hidup dengan perut buncit selama lebih dari tiga dekade. Dia didiagnosis dengan kondisi medis langka, yakni "fetus in fetu" atau janin dalam janin.
Menurut sebuah laporan dari Daily Star, ketika masih muda, Bhagat memiliki perut buncit yang tidak normal, namun diabaikannya. Lalu, di usia 20-an, saat bekerja di pertanian, perutnya mulai membesar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Pada 1999, kondisi medis Bhagat menjadi serius ketika tonjolan mulai menekan diafragma, membuatnya sulit bernapas. Bhagat kemudian dilarikan ke rumah sakit di Mumbai.
Pada pandangan pertama, dokter menduga itu adalah tumor. Namun, selama operasi, mereka terkejut menemukan manusia di dalam perutnya. Bhagat, yang diejek oleh teman-temannya dan mendapat julukan "pria hamil", menyadari bahwa dia memang mengandung saudara kembarnya yang telah meninggal.
Dilansir The Indian Express, Senin (26/6/2023), fetus in fetu mengacu pada suatu kondisi di mana gumpalan yang mengandung jaringan janin yang dapat dikenali, termasuk organ, anggota tubuh, dan bahkan tubuh yang sebagian terbentuk, ditemukan di dalam tubuh individu lain. Pada dasarnya, fetus in fetu adalah jenis pembentukan kembaran parasit yang sangat tidak normal.
Dokter M Rajini selaku konsultan senior obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, India, mengatakan bahwa fetus in fetu merupakan kondisi medis langka yang ditandai dengan adanya janin yang terbentuk sebagian di dalam tubuh orang lain. Biasanya, ini ditemukan di rongga perut.
Fetus in fetu, menurut dr Rajini, adalah kejadian yang sangat tidak biasa. Kasunya hanya sekitar 200 yang dilaporkan di seluruh dunia.
Sementara itu, dr Sneha Rajiv sebagai konsultan obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Manipal, Yeshwanthpur, Bangalore, India mengungkapkan kembaran parasit biasanya tidak memiliki perkembangan organ yang lengkap. Kembaran parasit bergantung pada kembaran asli untuk bertahan hidup.
"Namun demikian, penjelasan alternatif menunjukkan bahwa itu bisa menjadi teratoma (sejenis tumor) yang terdiferensiasi dengan baik dan terorganisir," kata dr Rajiv.