REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan jumlah penipuan yang terus meningkat, wajar jika para penipu selalu menemukan metode baru untuk menipu korbannya. Mereka berusaha mengeruk keuntungan dari uang korban yang tertipu.
Dilansir dari laman Mashable SEA, Senin (26/6/2023), di Malaysia, seorang wanita telah memberi tahu orang lain tentang kemungkinan datangnya penipuan telepon jenis baru, yang melibatkan penculikan dan penyiksaan palsu. Sekarang, penculikan palsu bukanlah modus operandi terbaru yang digunakan oleh penipu, wanita itu menyoroti bagaimana pengalamannya sendiri mungkin merupakan evolusi dari taktik penipuan.
Di Facebook, Marlene Zahari mengungkapkan bagaimana dia menerima telepon dari penelepon laki-laki anonim yang mengatakan kepadanya bahwa anaknya berada dalam tahanan. Jika dia tidak bisa membayar uang tebusan yang diminta, anak itu akan mati.
Namun, penipu gagal memberikan perincian lebih lanjut tentang anak tersebut, dan hanya berhasil mengidentifikasi Marlene sebagai orang yang dihubungi. Ketika didesak untuk lebih jelasnya, pria itu hanya mengulangi apa yang dia katakan, dan kemudian memerintahkan seseorang untuk memukuli "anak" Marlene ketika Marlene tetap diam.
Samar-samar, Marlene dapat mendengar suara-suara yang menyerupai meronta-ronta, menangis, dan menjerit, meskipun tidak ada cara untuk memastikan apakah suara-suara itu milik anaknya sendiri atau bukan.
Marlene coba hubungi anaknya ...