REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang perempuan berusia 47 tahun di Inggris dilaporkan mengalami kondisi ruam aneh pada kulitnya yang membutuhkan banyak intervensi medis. Perempuan tersebut didiagnosis dengan Trichophyton indotineae (T. indotineae), sejenis kurap, namun pengobatan antijamur tampak tidak efektif.
Infeksi kemudian menyebar ke suami dan putranya. Mereka menderita keluhan bentuk lingkaran bersisik di sekujur tubuh, menurut Wales Online.
Dikutip dari laman Express, Kamis (1/6/2023), saat ini terjadi peningkatan jumlah kasus kurap (ringworm) yang kebal antimikroba, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Pakar kesehatan menjelaskan resistensi antimikroba terjadi ketika kuman seperti bakteri dan jamur mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat.
Selain itu, strain yang bermutasi secara genetik telah "mencapai proporsi epidemi" di India. Kasus kurap yang disebabkan oleh T. indotineae sering kali parah dan sulit diobati.
Sementara kasusnya tersebar luas di India, sekarang ada sejumlah kasus yang dilaporkan di Eropa dan Amerika Utara. Prof David Denning selaku pakar penyakit menular di level kesehatan global dari University of Manchester memperingatkan dunia belum siap untuk epidemi semacam itu.
Prof Denning mengatakan dunia belum siap menghadapi kemungkinan besar penyakit tersebut akan menjadi epidemi yang berkembang perlahan dari infeksi kulit ini. Dokter Warren Heymann membagikan informasi lebih lanjut kepada American Academy of Dermatology Association (AAD) tentang munculnya T. indotineae sebagai fenomena global.
"Spesies dermatofita yang baru diidentifikasi menyebabkan lesi sangat meradang, kata dia.