Selasa 30 May 2023 13:44 WIB

Bikin CV Pakai ChatGPT, Siap-Siap Saja Ditolak HRD

HRD perusahaan memilih untuk menolak CV atau resume buatan ChatGPT.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penggunaan ChatGPT untuk membuat curriculum vitae (CV) atau resume lamaran kerja tampaknya semakin marak di kalangan para pencari kerja, khususnya fresh graduate. Menanggapi fenomena ini, sebagian HRD perusahaan memilih untuk menolak CV atau resume buatan ChatGPT../ilustrasi
Foto: Unsplash
Penggunaan ChatGPT untuk membuat curriculum vitae (CV) atau resume lamaran kerja tampaknya semakin marak di kalangan para pencari kerja, khususnya fresh graduate. Menanggapi fenomena ini, sebagian HRD perusahaan memilih untuk menolak CV atau resume buatan ChatGPT../ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan ChatGPT untuk membuat curriculum vitae (CV) atau resume lamaran kerja tampaknya semakin marak di kalangan para pencari kerja, khususnya fresh graduate. Menanggapi fenomena ini, sebagian HRD perusahaan memilih untuk menolak CV atau resume buatan ChatGPT.

Hal ini diungkapkan dalam laporan tahunan "Class of" kedelapan dari perusahaan talent cloud iCIMS. Dalam laporan ini, iCIMS mengumpulkan informasi dari mahasiswa dan fresh graduate atau sarjana lulusan baru pada 2023.

Baca Juga

Laporan tersebut menunjukkan bahwa para sarjana yang lulus pada 2023 tampak memiliki keraguan terhadap masa depan. Ketidakyakinan atau keraguan ini dipicu oleh kecemasan terkait situasi ekonomi dunia dan perubahan aspirasi yang muncul karena pandemi Covid-19.

Tim peneliti iCIMS juga menemukan bahwa banyak mahasiswa senior dan lulusan baru yang tertarik untuk memanfaatkan ChatGPT untuk mencari pekerjaan. Sekitar 47 persen mahasiswa senior mengaku tertarik menggunakan ChatGPT untuk membuat resume atau surat lamaran pekerjaan. Selain itu, sebanyak 25 persen generasi Z telah menggunakan chatbot berbasis AI tersebut untuk membuat resume atau surat lamaran pekerjaan mereka.

Meski ChatGPT menawarkan kemudahan, para pencari kerja tampaknya harus berpikir ulang sebelum memanfaatkan chatbot tersebut untuk membuat resume atau surat lamaran pekerjaan. Alasannya, sekitar 39 persen pegawai HRD tak ragu menolak lamaran pekerjaan yang dibuat menggunakan ChatGPT.

Penolakan lamaran kerja yang dibuat menggunakan ChatGPT sebenarnya cukup beralasan. Alasannya, ChatGPT dikenal sebagai chatbot yang bisa mengarang informasi atau memberi informasi kurang akurat. Oleh karena itu, para pencari kerja sangat disarankan untuk membuat resume dan lamaran pekerjaan mereka sendiri, dengan cara konvensional.

Di sisi lain, iCMIS menilai ChatGPT sebenarnya berpotensi membantu para pencari kerja dan pemberi kerja untuk lebih produktif dan berkomunikasi dengan lebih baik. Dengan ChatGPT, mereka bisa mendapatkan beragam materi yang bermanfaat.

"Teknologi ini menawarkan titik awal yang lebih baik pemberi kerja dan perekrut saat mereka melakukan perekrutan," ujar iCMIS Chief Technology Officer Al Smith dalam laporan mereka, seperti dilansir Mashable.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement