Selasa 23 May 2023 09:41 WIB

WHO Desak Seluruh Negara Lakukan Reformasi untuk Hadapi Pandemi

194 negara anggota WHO sedang menyusun perjanjian pandemi yang akan diadopsi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (22/5/2023) mendesak negara-negara untuk melakukan reformasi yang diperlukan dalam mempersiapkan pandemi berikutnya.
Foto: AP/Balazs Mohai/MTI
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (22/5/2023) mendesak negara-negara untuk melakukan reformasi yang diperlukan dalam mempersiapkan pandemi berikutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (22/5/2023) mendesak negara-negara untuk melakukan reformasi yang diperlukan dalam mempersiapkan pandemi berikutnya. Tedros mengatakan, sudah waktunya memajukan negosiasi untuk mencegah pandemi berikutnya.

"Kita tidak dapat menghentikan pandemi ini. Jika kita tidak melakukan perubahan yang harus dilakukan, lalu siapa lagi? Dan jika kita tidak melakukannya sekarang, lalu kapan?," ujar Tedros.

Baca Juga

Majelis Kesehatan Dunia tahunan yang berlangsung selama 10 hari di Jenewa, digelar bertepatan dengan peringatan 75 tahun WHO. Majelis tersebut membahas upaya untuk mengatasi tantangan kesehatan global termasuk pandemi di masa depan, memberantas polio dan mendukung langkah-langkah untuk meringankan darurat kesehatan Ukraina yang dipicu oleh invasi Rusia. Sebanyak 194 negara anggota WHO sedang menyusun perjanjian pandemi yang akan diadopsi pada pertemuan tahun depan.

"Komitmen dari generasi ini (pada kesepakatan pandemi) penting, karena generasi ini yang mengalami betapa mengerikannya virus kecil," kata Tedros.

Pada pertemuan yang sama, negara-negara anggota menyetujui anggaran sebesar 6,83 miliar dolar AS untuk 2024-2025. Keputusan ini merupakan komitmen nasional untuk memperbaiki model pendanaan WHO yang dianggap terlalu kecil dan terlalu bergantung pada  donor.

Anggaran tersebut mencakup kenaikan 20 persen dalam biaya wajib negara-negara anggota di bawah kesepakatan awal yang dicapai tahun lalu sebagai imbalan atas komitmen reformasi termasuk kebijakan anggaran, tata kelola dan keuangan.

Asisten Sekretaris Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Organisasi Internasional, Michele J Sison mengatakan, peningkatan di masa depan akan bergantung pada kemajuan reformasi yang berkelanjutan.  Negara-negara Amerika Tengah dan Selatan juga meminta WHO untuk mengatasi  kekurangan dana kronis di wilayah mereka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement