Sabtu 13 May 2023 00:07 WIB

YKPI, PERABOI, dan PDKI Gelar Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara

YKPI mengingatkan pentingnya secara rutin melakukan SADARI.

Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) diwakili ketuanya Linda AGum Gumelar (tengah) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Bedah Indonesia (PERABOI) dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) terkait penyelenggaraan pelatihan deteksi dini kanker payudara untuk dokter umum.
Foto: DOk YKPI
Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) diwakili ketuanya Linda AGum Gumelar (tengah) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Bedah Indonesia (PERABOI) dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) terkait penyelenggaraan pelatihan deteksi dini kanker payudara untuk dokter umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Bedah Indonesia (PERABOI) dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) terkait penyelenggaraan pelatihan deteksi dini kanker payudara untuk dokter umum.

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (12/5/2023), mengingatkan pentingnya untuk mengetahui informasi tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara. Juga melakukan langkah kesehatan dengan melakukan mamografi pada usia di atas 40 tahun.

Baca Juga

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya secara rutin melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) dan SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS). "Kanker payudara bisa disembuhkan, kuncinya adalah ditemukan dalam stadium awal dan mengikuti tahapan-tahapan pengobatan secara medis," katanya.

SADARI sangat mudah dilakukan asal dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kanker payudara stadium lanjut dapat kita cegah bila ditemukan dalam stadium awal dan ingat bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker," imbuh Linda.

Perjanjian kerja sama bertujuan antara lain adalah untuk menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut dan meningkatkan pengetahuan para dokter keluarga dan masyarakat terkait kanker payudara.

Kemudian, pelatihan juga untuk meningkatkan deteksi dini guna pencegahannya sedini mungkin melalui pelatihan yang akan dilakukan ketiga pihak.

Perjanjian Kerja sama ini berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang waktunya maupun ditambah substansinya setelah dilakukan monitoring dan evaluasi serta pembahasan oleh ketiga pihak. Rencana pelatihan sesuai kerja sama ini akan dilakukan sebanyak dua kali yaitu bulan Desember 2023 dan Maret 2024.

 Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar dan penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia yang terdiagnosa kanker. Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu jiwa dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement