Senin 08 May 2023 15:04 WIB

Berhubungan 'Suami-Istri' Saat Vagina Terinfeksi Jamur, Amankah? Ini Jawaban Dokter

Infeksi jamur vagina lebih sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Vagina (ilustrasi). Infeksi jamur vagina dapat menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar, dan gatal di area kewanitaan.
Foto: www.freepik.com
Vagina (ilustrasi). Infeksi jamur vagina dapat menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar, dan gatal di area kewanitaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi jamur vagina dapat menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar, dan gatal di area kewanitaan. Biasanya, dokter akan memberi salep antijamur atau bisa dengan pengobatan rumahan.

Timbul pertanyaan, bolehkah berhubungan "suami-istri" jika mengalami infeksi jamur vagina? Dilansir laman Health Shots, Senin (8/5/2023), Associate Director of Department of Gynecology and Obstetrics di Cloudnine Group of Hospitals, Chandigarh, India, dr Seema Sharma, memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.

Baca Juga

Dia mengatakan, infeksi jamur vagina juga disebut ragi vaginitis atau kandidiasis vagina. "Ini adalah masalah umum pada wanita,” kata dr Sharma.

Itu adalah kondisi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur yang hidup di vagina. Infeksi kebanyakan terjadi pada wanita yang sedang menstruasi.

Beberapa wanita pascamenopause yang tidak menggunakan terapi hormon yang mengandung estrogen, kadang ada yang mengalaminya. Ini juga jarang terjadi pada anak perempuan yang belum mulai menstruasi.

Hal baiknya adalah infeksi jamur vagina, yang terutama disebabkan oleh candida albicans, bukan infeksi menular seksual. Bahkan, bisa terjadi pada wanita yang belum pernah berhubungan seks. Meski begitu, ini lebih sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual.

Wanita dengan diabetes juga berisiko lebih tinggi terkena infeksi jamur, terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol. Infeksi juga umum terjadi pada wanita yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid, kemoterapi, atau obat pasca transplantasi organ.

Meski begitu, wanita harus menghindari seks saat mengalami infeksi jamur apabila ada kemungkinan menular ke pasangan, terasa menyakitkan, memperburuk gejala, dan membuat waktu penyembuhan lebih lama.

Memasukkan apapun ke dalam vagina dapat menyebarkan bakteri baru, dan membuat infeksi semakin parah. Risiko penularan infeksi jamur dapat diminimalisasi dengan menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Setiap tubuh wanita berbeda, dan itu juga tergantung kapan berhubungan seks. “Kondom adalah penghalang yang mencegah air mani memengaruhi tingkat pH alami vagina saat berhubungan seks,” kata dr Sharma.

Penting untuk dipahami bahwa berhubungan seks dengan infeksi jamur hanya dapat memperpanjang gejala seperti gatal, radang, dan rasa terbakar. Jika didiagnosis menderita infeksi jamur, kemungkinan besar dokter akan meresepkan obat antijamur, bisa berupa krim, salep, atau tablet. Obat perlu dioleskan ke area yang terkena atau diminum tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Pakar mengatakan, sebagian besar infeksi jamur hilang dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan. Pada umumnya, seseorang baru bisa berhubungan seks lima hingga tujuh hari setelah menyelesaikan pengobatan infeksi jamur vagina.

Namun, masih ada kemungkinan rasa gatal dan iritasi tersisa di vagina, bahkan setelah infeksinya hilang. Jika tidak membaik dalam beberapa hari setelah menyelesaikan pengobatan, hubungi dokter untuk meminta saran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement