Sabtu 06 May 2023 00:45 WIB

Masih Doyan Minuman Manis? Ini Peringatan Ahli Gizi

Minuman manis kerap mengandung gula berlebih.

Minuman manis dalam kemasan (Ilustrasi). Asupan gula membuat orang merasa segar sehabis makan, tetapi setelah beberapa jam mereka akan merasa lemas.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Minuman manis dalam kemasan (Ilustrasi). Asupan gula membuat orang merasa segar sehabis makan, tetapi setelah beberapa jam mereka akan merasa lemas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda termasuk penggemar minuman manis? Dokter gizi Samuel Oetoro mengingatkan bahwa mengonsumsi gula berlebih dapat memicu berbagai penyakit, antara lain kegemukan, diabetes, sampai kanker.

"Gula itu bisa memicu kegemukan, memicu adanya kanker karena sel kanker itu makanannya sebenarnya gula. Bisa juga menyebabkan penuaan dini, penuaannya berjalan lebih cepat. Banyak sekali risikonya," ungkap Samuel saat dihubungi Antara, Jumat.

Baca Juga

Gula, menurut Samuel, membuat seseorang menjadi lebih emosional. Asupan gula membuat orang merasa segar sehabis makan.

"Tapi setelah beberapa jam kita bisa lemas," kata Samuel yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia.

Melihat risiko yang mengintai akibat konsumsi gula yang berlebihan, produsen makanan membuat produk pengganti gula. Samuel menganjurkan masyarakat tidak tergiur.

photo
Ilustrasi Konsumsi Gula - (republika/mgrol100)

Samuel menyerukan untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis. Sebab, walaupun diganti dengan pengganti gula, mereka tetap mengonsumsi gula dalam bentuk yang lain.

"Pengganti gula itu mengandung pemanis. Apakah aman? Sementara ini penelitiannya ya aman. Tapi kalau menurut saya yang terbaik adalah melupakan rasa manis di mulut," kata Samuel yang mendapatkan gelar doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia.

Jika kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis tidak dihilangkan, maka suatu saat seseorang akan kembali mencari gula (makanan manis). Dihubungi terpisah, dokter gizi Inge Permadhi menjelaskan bahwa penggunaan gula sebagai pelengkap bumbu masakan masih diperbolehkan asal jumlahnya tidak berlebihan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement