Rabu 19 Apr 2023 19:41 WIB

Kasus Arcturus Bertambah Jadi 7 di Indonesia, Perlukah Masyarakat Khawatir?

Arcturus tak memiliki gejala khas, mirip seperti flu biasa seperti batuk dan pilek.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Subvarian Arcturus (ilustrasi). Gejala subvarian Arcturus sama seperti flu biasa. Meski begitu, masyarakat disarankan tetap menerapkan prokes selama Lebaran.
Foto: Pixabay
Subvarian Arcturus (ilustrasi). Gejala subvarian Arcturus sama seperti flu biasa. Meski begitu, masyarakat disarankan tetap menerapkan prokes selama Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian masyarakat telah mudik ke kampung halaman. Meski pandemi Covid-19 sudah jauh meredak, namun pada momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini tetap ada risiko yang mengintai yaitu subvarian Arcturus.

Bagaimana menghindarinya? Dokter spesialis paru Siloam Hospitals Lippo Village sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Siloam Hospitals, Dr dr Allen Widysanto, mengatakan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Selasa (18/4/2023), jumlah kasus terkonfirmasi Arcturus ada tujuh kasus. "Gejalanya ringan, tidak ada gejala khas," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (19/4/2023).

Baca Juga

Menurutnya, gejala penyakit ini ringan mirip flu biasa yakni batuk, pilek, radang tenggorokan, dan demam. Walaupun gejala yang muncul ringan, namun subvarian Arcturus mudah sekali menyebar karena ada mutasi tambahan lain di spike protein. Jadi sebaiknya Anda berhati-hati.

Dr Allen menegaskan, sebaiknya tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama Lebaran. Menurut dia, prokesnya masih sama dengan varian lainnya yakni menggunakan masker, cuci tangan, hindari kontak, perkuat sistem imun, menjaga jarak, olah raga teratur, dan vaksinasi. "Jika ada gejala, maka lakukan pemeriksaan antigen. Jika ada yg terkena, isolasi lima hari," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement