Rabu 19 Apr 2023 15:15 WIB

Penyintas Harus Waspada Alami Kondisi Membahayakan Beberapa Bulan Setelah Sembuh Covid-19

Takikardia ventrikel juga dapat mengintai penyintas Covid-19 gejala ringan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Penyintas Covid-19 berisiko mengalami masalah jantung beberapa bulan setelah sembuh..
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Penyintas Covid-19 berisiko mengalami masalah jantung beberapa bulan setelah sembuh..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan Covid-19 dapat memicu kondisi mematikan hanya dalam beberapa bulan. Peneliti Swedia melacak tingkat kondisi dan aritmia lainnya di lebih lebih dari 31.400 orang dewasa.

Pasien yang menderita gejala parah Covid-19 tampak 16 kali lebih mungkin menderita takikardia ventrikel dalam enam bulan. Takikardia ventrikel adalah sejenis aritmia, irama jantung abnormal yang diderita oleh dua juta orang Inggris, yang menyebabkan organ berdetak terlalu cepat dan tidak memompa cukup darah ke seluruh tubuh.

Baca Juga

Ini biasanya terjadi pada orang yang sudah memiliki masalah serius dengan jantungnya, termasuk serangan jantung atau penyakit jantung. Takikardia ventrikel memiliki gejala meliputi jantung berdebar, nyeri dada atau rasa tidak nyaman, kesulitan bernapas, dan merasa mual.

Serangan takikardia ventrikel bisa mematikan, menyebabkan jantung berhenti dalam serangan jantung. Dr Marcus Stahlberg dari Karolinska Institute di Stockholm mengatakan bahwa meskipun risiko takikardia secara keseluruhan rendah, risikonya "jauh lebih tinggi" pada mereka yang menderita Covid parah.

Lebih lanjut, Dr Stahlberg menjelaskan, pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilasi mekanis sering kali memiliki kondisi lain. Ketika mengalami mereka gangguan irama jantung, itu dapat menyebabkan kesehatan yang memburuk.

"Pasien-pasien ini harus mencari perhatian medis jika mereka mengalami palpitasi atau detak jantung tidak teratur setelah keluar dari rumah sakit sehingga mereka dapat dievaluasi untuk kemungkinan aritmia," kata Dr Stahlberg, dilansir The Sun, Rabu (19/4/2023).

Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada Kongres Asosiasi Ritme Jantung Eropa di Barcelona, Spanyol, ini melihat cara Covid-19 memengaruhi tingkat takikardia ventrikel. Para ilmuwan melacak angka pada 3.023 pasien yang menderita Covid-19 parah yang diberi ventilasi mekanis dan 28.463 orang dari populasi umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement