Senin 20 Mar 2023 14:52 WIB

Thrifter: Yang Bikin Hancur UMKM Barang Tiruan dari Cina, Bukan Pakaian Bekas Impor

Thrifter mengaku lebih suka beli tas seken dari luar negeri daripada yang tiruan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Berbagai pakaian thrifting atau pakaian bekas impor di Pusat Thrifting Jogja, Xt Square, Yogyakarta, Kamis (5/1/2023). Berbagai macam produk fashion thrifting dari Korea dan Jepang tersedia di sini. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau masyarakat tergantung jenis barangnya. Dua lantai di Xt Square disewa oleh penjual barang thrifting sejak dua tahun terakhir.
Foto:

Sementara itu, untuk tas atau dompet bermerek seperti Fossil, Coach, dan Kate Spade, ia bisa mendapatkannya dengan harga dari Rp 700 ribuan. Tentunya, angka itu jauh di bawah harga barunya yang bisa di atas Rp 3 juta.

"Tergantung merek, kalau Tory Burch ya agak mahal, di atas Rp 1,5 juta, tapi kan dia harga barunya bisa Rp 6 jutaan ke atas," kata Herning.

Alasan lain Herning gemar nge-thrift atau membeli barang second ialah untuk membantu mengurangi sampah fashion. Ia juga bisa mempertahankan prinsipnya dalam mengikuti mode dengan getol mencari produk fashion bekas.

"Mending beli barang second daripada barang baru tapi fake (tiruan)," kata Herning.

Oleh karena itu, Herning menyayangkan kebijakan Pemerintah melarang thrifting. Sebab, yang dilarang Pemerintah ialah impor pakaian bekas.

"Saya bingung sama Pemerintah, yang bikin hancur UMKM mah barang-barang Cina yang murah-murah. Barang-barang Cina dan barang fake berkeliaran di market place," ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement