Ahad 19 Mar 2023 08:55 WIB

Studi: Kematian Terkait Kehamilan Meningkat 40 Persen di Masa Awal Pandemi

Kasus kematian berkaitan dengan ketersediaan layanan kesehatan bagi para ibu hamil.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Endro Yuwanto
Ibu hamil (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Ibu hamil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian terkait kehamilan mengalami lonjakan sebesar 40 persen di Amerika Serikat (AS) pada masa-masa awal pandemi Covid-19. Data terbaru mengungkapkan bahwa seluruh peningkatan ini berkaitan dengan Covid-19.

Temuan mengenai lonjakan kematian terkait kehamilan selama pandemi Covid-19 ini diungkapkan dalam data terbaru yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Kematian terkait kehamilan merupakan kematian yang dialami oleh wanita saat hamil, melahirkan, atau sesaat setelah melahirkan.

Berdasarkan data terbaru dari CDC ini, ada 1.205 kasus kematian terkait kehamilan yang terjadi di AS pada 2021. Peningkatan kasus kematian terkait kehamilan paling tinggi terjadi pada kelompok wanita berkulit hitam.

Peran Covid-19 sebagai pemicu lonjakan kematian terkait kehamilan juga disoroti dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Obstetrics & Gynecology dilansir dari kutip www.webmd.com, Ahad (19/3/2023). Studi ini menemukan bahwa ibu hamil yang belum divaksinasi memiliki peluang lebih besar untuk terkena Covid-19 bergejala berat.

Peningkatan kasus kematian dinilai berkaitan pula dengan ketersediaan layanan kesehatan bagi para ibu hamil. Menurut studi, layanan sebelum dan setelah persalinan sempat mengalami gangguan yang signifikan di masa-masa awal pandemi Covid-19.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), beragam laporan dan studi menunjukkan bahwa ibu hamil berisiko lebih besar untuk mengalami Covid-19 berat dibandingkan wanita yang tak hamil. Ibu hamil dengan Covid-19 juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk dirawat di ICU, membutuhkan alat ventilator, atau mengalami kematian.

"Meski begitu, risiko sakit berat dan kematian secara keseluruhan untuk ibu hamil terbilang rendah," ujar ACOG melalui laman resminya.

Risiko Covid-19 berat yang lebih tinggi pun ditemukan pada ibu hamil dengan komorbid, seperti obesitas atau diabetes gestasional. Risiko yang sama juga dimiliki oleh wanita dengan komorbid yang tak hamil.

Di sisi lain, ACOG mengungkapkan bahwa Covid-19 dapat mempengaruhi risiko komplikasi kehamilan. Berdasarkan beragam laporan, ibu hamil yang terkena Covid-19 memiliki risiko lebih besar terhadap komplikasi kehamilan dibandingkan ibu hamil tanpa Covid-19.

Komplikasi-komplikasi tersebut berkaitan dengan tekanan darah tinggi, perdarahan postpartum yang berat, atau infeksi lain. Peningkatan risiko komplikasi kehamilan ini tampak lebih signifikan pada ibu hamil yang mengalami Covid-19 bergejala sedang dan berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement