Senin 13 Mar 2023 15:38 WIB

Studi Ungkap 7 dari 10 Konsumen Suka Belanja Daring

Banyak konsumen menyukai peritel daring yang juga memiliki gerai fisik.

Belanja online (ilustrasi). Sebuah studi yang dilakukan oleh Zebra Technologies mencatat, sebanyak tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring dan sekaligus datang ke gerai.
Foto: republika
Belanja online (ilustrasi). Sebuah studi yang dilakukan oleh Zebra Technologies mencatat, sebanyak tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring dan sekaligus datang ke gerai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan oleh Zebra Technologies mencatat, sebanyak tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring dan sekaligus datang ke gerai. Mereka menyukai peritel daring yang juga memiliki gerai fisik.

Mengacu hasil studi tersebut, pada era ini konsumen menginginkan pengalaman berbelanja tanpa hambatan sekaligus terpadu di berbagai kanal, bahkan untuk sesuatu hal kecil seperti memesan kopi. Senior Vice President and General Manager, Zebra Technologies Asia Pacific Ryan Goh mengatakan, pandemi telah mengubah cara orang berbelanja.

Baca Juga

"Kita dulu berpikir bahwa selama pandemi orang-orang tidak punya pilihan berbelanja selain daring. Tetapi ketika negara-negara melonggarkan pembatasan seperti sebelum Covid-19, maka kita melihat bangkitnya kegiatan berbelanja di gerai," kata dia dalam kegiatan jumpa media di Bali, beberapa waktu lalu.

Menjawab peluang dunia bisnis ritel tahun 2023, berdasarkan survei tersebut maka peritel tradisional yang memiliki toko fisik semestinya juga mempertimbangkan tentang optimalisasi penjualan secara daring. "Banyak dari kita, memesan kopi secara daring. Hal yang luar biasa adalah ketika saya memesan kopi secara daring maka hal itu jauh lebih cepat ketimbang mengantre. Jadi begitulah, penggabungan daring dan gerai mendorong permintaan dalam ritel," katanya.

Lebih lanjut Ryan mengatakan perusahaan yang menawarkan teknologi semacam itu akan berada pada posisi yang jauh lebih menguntungkan daripada mereka yang tidak menerapkannya.

Karena itulah perusahaan membutuhkan banyak aspek yang dipertimbangkan seperti optimalisasi inventaris termasuk pencegahan kerugian, pemberdayaan karyawan frontline dengan jumlah yang lebih sedikit namun dibekali perangkat teknologi mumpuni, serta meningkatkan pengalaman konsumen berbelanja di gerai. Bagaimana caranya agar pelanggan tahu bahwa mereka memiliki inventaris yang tepat di tempat yang tepat agar tidak kehilangan konsumen? Bagaimana pelanggan bisa mencegah kerugian? "Kita berbicara soal meningkatkan pengalaman konsumen, mereka melakukan checkout secara mandiri dan menjadikan hal itu salah satu pengalaman utama berbelanja," ujar Ryan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement