REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang minum bisa menyebabkan bahaya karena tubuh terancam mengalami dehidrasi. Namun, minum terlalu banyak air ternyata juga bisa berdampak buruk. Kondisi overhidrasi dapat menyebabkan gejala ringan, sedikit mengganggu, hingga yang mengancam jiwa.
Risiko yang mengancam jiwa bisa terjadi jika minum air dalam jumlah berlebihan dibarengi dengan hilangnya elektrolit utama. Kristin Koskinen, seorang ahli gizi terdaftar di Richland, Washington, Amerika Serikat, menyebut adanya ancaman berupa kondisi hiponatremia.
Istilah itu merujuk pada penurunan kadar natrium dalam darah. Padahal, natrium atau sodium adalah elektrolit penting yang bertindak sebagai penjaga lalu lintas tubuh, mengatur ke mana air didistribusikan ke seluruh tubuh dan berapa banyak yang dikirim ke kandung kemih.
"Meskipun relatif tidak umum untuk mengalami keracunan air, itu bisa terjadi jika Anda minum melebihi apa yang dapat dikeluarkan tubuh Anda," kata Koskinen. Situasi hiponatremia jarang terjadi, tetapi ketika terjadi, biasanya terjadi pada atlet atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Bagi kebanyakan orang, hiponatremia bukanlah masalah yang perlu dikhawatirkan. Itu karena tubuh secara alami akan memperlambat atau menghentikan asupan air dengan memicu beberapa efek samping. Berikut empat tanda yang menunjukkan seseorang terlalu banyak minum, dikutip dari laman Eating Well, Rabu (8/3/2023):
1. Warna urine jernih
Warna urine bisa menjadi indikator yang baik untuk status hidrasi. Koskinen menjelaskan, warna urine biasanya berkisar dari terang, hampir bening, hingga kuning pucat, berkat kombinasi pigmen urochrome dan jumlah air yang diminum seseorang.
Jika warna urine lebih sering jernih, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda sudah minum terlalu banyak air dalam waktu singkat. Selain kemungkinan konsumsi terlalu banyak cairan secara keseluruhan, perhatikan juga suplemen yang sedang dikonsumsi.
2. Sering buang air kecil
Bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil bisa menandakan Anda minum terlalu banyak air. Rata-rata, orang dewasa buang air kecil enam hingga delapan kali sehari, meskipun 10 kali sehari masih dalam batas normal untuk orang yang minum air putih secara teratur.
3. Kembung atau mual
Koskinen menyampaikan, ginjal memiliki batasan terkait jumlah air yang dapat dikeluarkan dalam satu waktu, yaitu maksimal 800 hingga 1.000 mililiter per jam. Jika melebihi jumlah itu, tubuh tidak dapat membuang kelebihan air dan sel membengkak untuk menampungnya.
Akibatnya, seseorang mungkin merasa kembung sampai asupan air diperlambat dan ginjal bisa mengeluarkannya. Perut yang penuh air juga membuat sebagian orang merasa sedikit mual, jadi itu mungkin pertanda bahwa Anda perlu memperlambat hidrasi.
4. Sakit kepala atau kabut otak
Kadar natrium sedikit menurun saat tubuh tergenang air, menyebabkan sel membengkak. Karena otak tertutup di dalam tengkorak, hampir tidak ada ruang bagi sel untuk berkembang. Kondisi itu menciptakan tekanan, menyebabkan sakit kepala dan kabut otak.
Jadi, berapa banyak air yang harus diminum setiap hari? Nyatanya, menghitung kebutuhan cairan bukanlah ilmu pasti. Institutes of Medicine merekomendasikan minum sekitar 3,7 liter (15 hingga 16 gelas) air per hari untuk pria dan 2,7 liter (11 hingga 12 gelas) untuk perempuan.
Namun, sebelum mulai minum air putih sejumlah gelas tertentu, ketahuilah bahwa kebutuhan hidrasi berfluktuasi setiap hari. Kebutuhan cairan bisa berubah berdasarkan cuaca, aktivitas fisik, dan minuman lain yang dikonsumsi selain air putih.