REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen libur Lebaran tahun ini diyakini akan menjadi titik balik dunia pariwisata Tanah Air yang terpuruk selama pandemi Covid-19. Dicabutnya PPKM serta rendahnya kasus baru Covid-19 membuat antusias masyarakat untuk berlibur kembali tinggi.
Chief Marketing Officer Traveloka, Shirley Lesmana mengatakan, minat pariwisata masyarakat mulai kembali pulih. "Tahun ini baru berjalan dua bulan. Tapi sudah kelihatan pengguna aplikasi Traveloka sudah mulai berani wisata yang jauh jaraknya," ujar Shirley, pekan lalu, saat peluncuran program promosi 'Traveloka EPIC Salebrat11on' serta fitur-fitur terbarunya.
Meski masyarakat sudah mulai berani berlibur jauh, Shirley mengatakan keberanian tersebut harus didorong lebih. "Kami melakukannya dengan menambahkan fitur penjadwalan ulang plus sehingga pengguna aplikasi memiliki fleksibilitas lebih seandainya harus cancel atau menjadwal ulang liburan," katanya.
Langkah tersebut dinilainya akan membantu masyarakat melakukan pemesanan tiket dan hotel jauh-jauh hari sehingga membantu industri pulih lebih cepat. "Kami intinya optimistis di libur Lebaran tahun ini. Kami harap kondisi tetap baik dan terjaga. Kami juga bisa optimis karena melihat benchmark negara lain saat menghadapi masa libur yang seperti Lebaran. Misalnya Imlek di Singapura atau Vietnam," terang Shirley.
Ia pun merekomendasikan melakukan pemesanan tiket dan hotel jauh-jauh hari agar mendapatkan harga yang lebih murah. Saat ini memasuki usianya yang ke-11, Traveloka semakin menegaskan komitmennya dalam menghadirkan solusi end-to-end kebutuhan perjalanan konsumen. Dalam rangka memperingati hari ulang tahun yang ke-11, Traveloka memberikan apresiasi lebih kepada para konsumennya dengan menghadirkan program promosi Traveloka EPIC Salebrat11on serta fitur-fitur terbarunya Let's Go with Traveloka dan Traveloka Preferred Partner untuk dapat mewujudkan aspirasi perjalanan yang berorientasi pada kebutuhan konsumen.
Pasca pandemi, minat masyarakat untuk melakukan perjalanan, baik untuk kebutuhan bisnis maupun wisata terus mengalami peningkatan. Baru-baru ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan nilai devisa pariwisata di kisaran 2,07 miliar dolar AS hingga 5,95 miliar dolar AS pada 2023. Lalu menargetkan jumlah wisatawan mancanegara berkisar 3,5 juta hingga 7,4 juta kunjungan dan wisatawan nusantara di rentang 1,2 juta hingga 1,4 juta kunjungan.
Menanggapi pentingnya inovasi digital bagi industri pariwisata, ekonom Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengatakan bahwa inovasi digital mendorong perubahan pola di dunia pariwisata. Platform digital mendorong pertumbuhan pariwisata yang sangat berdampak positif bagi ekonomi lokal. Sebab wisata kini bisa menjadi lebih ekonomis sehingga pertumbuhannya lebih pesat.
Melalui platform digital, menurut Teguh, tujuan wisata baru hadir dengan lebih menekankan sensasi pengalaman, atau keunikan potensi sebuah destinasi. Artinya, digitalisasi menjadi sangat penting untuk memperkenalkan tujuan wisata lama maupun baru menjadi lebih luas jangkauannya.