Ahad 26 Feb 2023 15:57 WIB

Insomnia Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Orang dengan insomnia 69 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan insomnia (Ilustrasi). Orang disebut menderita insomnia jika sulit tidur, kesulitan untuk tetap terlelap, atau bangun terlalu pagi. Keluhan itu dirasakan setidaknya tiga hari dalam sepekan selama minimum tiga bulan.
Foto:

Studi kedua yang dipresentasikan pada pertemuan tersebut berfokus pada kualitas tidur. Peneliti menemukan bahwa kebiasaan tidur yang baik dapat bermanfaat bagi jantung dan kesehatan secara keseluruhan, bahkan harapan hidup.

Studi juga menemukan bahwa delapan persen kematian dari penyebab apa pun dapat dikaitkan dengan pola tidur yang buruk. Orang dengan kualitas tidur tertinggi tampak hidup lebih lama, dengan 4,7 tahun tambahan untuk pria dan 2,4 tahun untuk wanita.

Patel mengatakan stres sering kali menjadi akar dari serangan singkat insomnia. Pada beberapa orang, stres jangka pendek tentu berdampak pada kehidupan seseorang.

Tidak tidur pun menjadi stres baru. Semakin hal itu dikhawatirkan, maka kian sulit pula untuk tertidur.

"Sayaagak khawatir bahwa penelitian ini dapat memperburuk insomnia bagi beberapa orang yang akan khawatir jika mereka tidak dapat tidur lebih lama, mereka akan mengalami serangan jantung," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement