REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesulitan tidur bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari stres, kecemasan, hingga penyakit. Ada efek samping yang jelas dari kurang tidur, bahkan penelitian menunjukkan hal itu dapat memengaruhi berapa lama Anda hidup.
Ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) mengidentifikasi lima kebiasaan utama yang dapat menambah angka harapan hidup Anda. Mereka yang memenuhi lima ukuran tidur berkualitas, harapan hidupnya lebih besar yakni 4,7 tahun untuk pria dan 2,4 tahun untuk wanita.
Lima ukuran tidur berkualitas yang dimaksud yakni tidur tujuh atau delapan jam setiap malam, mengalami sulit tidur tidak lebih dari dua kali sepekan, mengalami kesulitan untuk tetap tidur tidak lebih dari dua kali sepekan, tidak menggunakan obat tidur apapun, serta merasa cukup istirahat saat bangun tidur setidaknya lima hari sepekan.
"Jika orang memiliki semua perilaku tidur yang ideal ini, mereka cenderung hidup lebih lama," ujar penulis studi dan rekan klinis dalam kedokteran di Harvard Medical School, dr Frank Qian, seperti dilansir laman Express, Jumat (24/2/2023).
Penelitian sebelumnya menunjukkan, terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dapat berdampak negatif pada jantung. Sleep apnea (gangguan yang menyebabkan orang berhenti atau berhenti bernapas saat tidur) dapat menyebabkan beberapa kondisi jantung termasuk tekanan darah tinggi, fibrilasi atrium, dan serangan jantung.
Temuan baru menunjukkan orang muda yang memiliki kebiasaan tidur berkualitas lebih kecil kemungkinannya untuk mati muda. "Penting bagi orang muda untuk memahami bahwa banyak perilaku kesehatan yang terakumulasi dari waktu ke waktu," ujar dr Qian.
Menurut dia, tidak ada kata terlambat untuk berolahraga atau berhenti merokok. Anda pun harus lebih sering mmeperhatikan aktivitas tidur.
Dr Qian menyebut, sekitar delapan persen kematian dari penyebab apa pun dapat dikaitkan dengan pola tidur yang buruk. "Saya pikir temuan ini menekankan bahwa tidur yang cukup, tidaklah cukup. Anda benar-benar harus tidur nyenyak dan tidak banyak kesulitan dan tetap tertidur," jelasnya.
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 172 ribu orang dewasa Amerika, dengan usia rata-rata 50 tahun. Peserta diamati selama rata-rata 4,3 tahun, di mana 8.681 dari mereka meninggal. Dari kematian tersebut, 30 persen disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, 24 persen disebabkan oleh kanker, dan 46 persen disebabkan oleh penyebab lain.
Para peneliti menilai lima faktor kualitas tidur yang berbeda menggunakan skor tidur berisiko rendah yang mereka buat berdasarkan jawaban yang dikumpulkan sebagai bagian dari survei. "Jika kami dapat meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan, dan mengidentifikasi gangguan tidur sangatlah penting, maka mungkin dapat mencegah sebagian dari kematian dini ini," ujar dr Qian.
Dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki nol hingga satu faktor "ukuran" tidur yang menguntungkan, mereka yang memiliki kelimanya punya kemungkinan 30 persen lebih kecil untuk meninggal karena alasan apa pun. Dr Qian akan mempresentasikan temuan di Sesi Ilmiah tahunan American College of Cardiology di New Orleans pada bulan depan.