Sabtu 18 Feb 2023 11:50 WIB

Lama WFH, Begini Kebijakan Baru Amazon untuk Karyawan

Para karyawan harus kembali ke kantor Amazon setidaknya tiga hari per minggu.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perusahaan teknologi besar lainnya seperti Apple, YouTube, Tesla, dan Twitter juga telah kembali ke kebijakan wajib bekerja di kantor secara langsung, beberapa di antaranya bersifat hibrida, dan beberapa lainnya penuh waktu/ilustrasi.
Foto: Prayogi/Republika.
Perusahaan teknologi besar lainnya seperti Apple, YouTube, Tesla, dan Twitter juga telah kembali ke kebijakan wajib bekerja di kantor secara langsung, beberapa di antaranya bersifat hibrida, dan beberapa lainnya penuh waktu/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Fleksibilitas bekerja dari rumah akan segera berakhir bagi karyawan Amazon. Meskipun sebagian besar dari 1,5 juta pekerja penuh dan paruh waktu bekerja di gudang atau sebagai supir pengiriman, raksasa lokapasar (e-commerce) itu juga mempekerjakan ratusan ribu staf perusahaan dan staf IT.

Setelah menerapkan kebijakan WFH selama beberapa tahun lantaran pandemi Covid-19, para karyawan harus kembali ke kantor Amazon setidaknya tiga hari per minggu, mulai 1 Mei mendatang. CEO perusahaan, Andy Jassy, mengumumkan kebijakan baru tersebut dalam sebuah posting blog pada Jumat sore.

Baca Juga

"Berdasarkan pengamatan beberapa akhir ini membawa saya pada kesimpulan bahwa kita harus kembali ke kantor, setidaknya tiga hari per minggu,” kata Jassy seperti dilansir dari Gizmodo, Sabtu (18/2/2023).

Meskipun demikian, postingan blog tersebut tidak mengungkap bukti kuantitatif bahwa karyawan Amazon menjadi kurang produktif di rumah. 

 

Untuk menjelaskan alasan kebijakannya, Jassy mengatakan bahwa kehadiran fisik para karyawannya bisa mendorong kolaborasi, inovasi, dan budaya perusahaan yang lebih solid dalam menyambut era baru pascapandemi Covid.

Perusahaan teknologi besar lainnya seperti Apple, YouTube, Tesla, dan Twitter juga telah kembali ke kebijakan wajib bekerja di kantor secara langsung, beberapa di antaranya bersifat hibrida, dan beberapa lainnya penuh waktu. Namun dalam banyak kasus, tuntutan manajemen tidak ditanggapi dengan baik oleh para karyawan.

Setelah para eksekutif YouTube mengumumkan berakhirnya kebijakan bekerja dari rumah, beberapa pekerja kontrak perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka siap untuk mogok kerja karena perubahan tersebut pada awal bulan ini.

Apple, khususnya, menghadapi pertarungan sengit dengan karyawannya atas hak untuk terus bekerja dari jarak jauh. Pada November 2021, perusahaan pertama kali mengumumkan rencana untuk membawa karyawan kembali ke kantor mulai Februari 2022. 

Apple kemudian menunda rencana tersebut karena penyebaran Omicron, dan ketika akhirnya mencoba menerapkan kebijakan itu, karyawan menolaknya. Kemudian, perusahaan menunda lagi. Dan sekali lagi, para karyawan menolak perubahan tersebut. Baru-baru ini, CEO Tim Cook mempertegas mandat tersebut.

Meskipun para eksekutif dan CEO di berbagai sektor tampaknya percaya bahwa karyawan kurang produktif bekerja dari rumah dibandingkan dengan bekerja di kantor. Data yang sebenarnya tidak mendukung klaim tersebut. Faktanya, sebuah penelitian di Harvard pada tahun 2020 menemukan bahwa para pekerja menghabiskan lebih banyak waktu di rumah daripada di kantor. 

Para pekerja yang tidak dipaksa untuk melakukan perjalanan pulang-pergi mencurahkan rata-rata 35 persen dari waktu yang dihemat tersebut untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement