REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat biaya hidup melonjak, pertengkaran tentang uang di antara pasangan yang sudah menikah menjadi tidak terhindarkan. Sebuah survei baru dari perusahaan asuransi multinasional Inggris, Aviva, menunjukkan sederet data tentang itu.
Menurut survei, sekitar 26 persen pasangan yang terlibat jajak pendapat berdebat tentang uang setidaknya sekali sepekan. Sekira 12 persen pasangan mengatakan telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah argumen terkait keuangan sejak terjadi krisis dan ada kenaikan biaya hidup.
Survei dilakukan terhadap 1.300 pasangan pada Januari 2023. Sebanyak lima persen pasangan mengatakan, mereka berdebat dengan pasangannya tentang uang setiap hari. Sejumlah 27 persen pasangan berdebat tentang tagihan dan 18 persen bertengkar karena banyak utang.
Sebanyak 38 persen orang mengaku memiliki sejumlah uang yang disisihkan dan tidak diketahui pasangan. Ketika ditanya alasannya, sebanyak 32 persen mengatakan ingin tetap mandiri secara finansial, 25 persen ingin dapat memanjakan diri tanpa sepengetahuan pasangan, dan 24 persen menabung uang itu untuk membantu anak-anak mereka.
Sekitar 21 persen dari responden yang memiliki tabungan rahasia mengatakan, uang tersebut disimpan sebagai tindakan pencegahan jika hubungan mereka rusak. Sementara, 15 persen orang yang menyimpan uang secara diam-diam mengatakan perlu melunasi utang yang disembunyikan dari pasangan.
Kepala tabungan dan pensiun di Aviva, Alistair McQueen, mengomentari temuan tersebut. Dalam pendapat McQueen, menyembunyikan tabungan atau utang dari pasangan dapat menjadi sumber ketegangan, juga dapat secara serius menghambat tujuan keuangan jangka panjang.
Dia menyarankan pasangan mengetahui bersama berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan. Begitu juga dengan keseluruhan utang atau tabungan rumah tangga. Itu menjadi penting ketika membuat keputusan tentang tujuan keuangan jangka panjang di rumah tangga.
"Terbuka, jujur, dan transparan tentang keuangan dengan pasangan dapat membantu menghindari masalah di masa depan. Bisa merencanakan kapan pensiun, atau apakah akan berhemat untuk mengeluarkan sejumlah modal untuk membiayai anak-anak," ujar McQueen.
Aviva menemukan 16 persen pertengkaran di antara pasangan adalah tentang berapa banyak masing-masing orang harus berkontribusi pada tagihan. Karenanya, memiliki gagasan yang jelas tentang siapa yang membayar apa, dapat membantu meredakan ketegangan.
Pertimbangkan untuk memiliki dana darurat, berjaga-jaga jika ada anggota keluarga yang sakit serta ada pengeluaran tak terduga lainnya. Selain selalu bicara jujur, lakukan percakapan rutin dengan pasangan tentang keuangan supaya bisa mengelola anggaran bersama.
Diskusikan bagaimana pendapatan dan pengeluaran rumah tangga harus dibagi. Tidak ada salahnya selalu bersiap untuk hal terburuk, misalnya dengan membuat surat wasiat, menyiapkan dana pensiun, atau memastikan tak ada masalah di polis asuransi jiwa, dikutip dari laman Daily Record, Rabu (15/2/2023).