Penulis buku 'Talking to Children About Mental Health'itu mengatakan, teknologi bukanlah sesuatu yang dapat dihilangkan sama sekali dari kehidupan anak-anak dengan cara apa pun. Solusi sederhana yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam hidup yakni dengan menetapkan batasan yang sehat bagi anak-anak terkait teknologi.
Satu hal yang sangat membantu adalah mengatur tenggat waktu penggunaan perangkat yang jelas. Ketika anak-anak diberi tahu dengan gamblang tentang kapan mereka harus memutuskan hubungan dari aktivitas daring yang menyenangkan, itu akan membantu memudahkan transisi dari daring ke luring.
Aktivis kesehatan mental yang menggagas gerakan "Lily Jo Project" itu juga merekomendasikan untuk membuat zona bebas gawai. Tetapkan ruang fisik di rumah di mana penggunaan telepon tidak diperbolehkan, misalnya, di kamar tidur atau kamar mandi.
Sangat penting juga untuk menemukan waktu luring bersama, dengan fokus pada koneksi di kehidupan nyata. Luangkan waktu bebas perangkat sehingga bisa saling memberikan perhatian antara anggota keluarga. Mungkin sulit di awal, tapi ada baiknya tetap melanjutkannya.
Berbagai teknik bisa dicoba, misalnya, membuat "daftar rasa terima kasih" saat makan malam. Tiap anggota keluarga bisa diminta untuk mengucapkan sesuatu yang disyukuri pada hari itu. Jika waktu makan malam tidak sesuai, cari waktu lain dan metode lain untuk bersosialisasi nonlayar.
Perlu diingat, batasan sehat itu bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa. "Kita (orang dewasa) perlu menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita dapat menghormati percakapan dengan memberi mereka perhatian penuh dan tidak terbagi," ungkap Lily-Jo, dikutip dari laman Independent, Ahad (22/1/2023).