REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) mengungkap informasi semakin banyak bayi lahir dari orang tua yang tidak menikah. ONS melaporkan lebih dari separuh bayi lahir di luar perkawinan atau hubungan yang tercatat secara sipil pada 2021.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah di Inggris, kasus demikian mencatatkan angka terbanyak, dengan persentase 51,3 persen dari keseluruhan bayi yang lahir di tahun yang sama. Menurut data ONS, ada 624.828 bayi yang lahir hidup di Inggris dan Wales selama 2021.
Sekitar 36,5 persen dari semua kelahiran pada 2021 didaftarkan oleh orang tua yang tinggal bersama. Pada 2011, persentasenya hanya 31,2 persen. Ibu baru yang berusia 30 tahun ke atas hampir dua kali lebih mungkin menikah atau dalam kemitraan sipil (60,5 persen).
Itu jika dibandingkan ibu yang berusia di bawah 30 tahun (31,2 persen). Usia rata-rata ibu melahirkan naik menjadi 30,9 tahun, naik dari 30,7 di tahun sebelumnya. Namun, usia rata-rata pria yang menjadi ayah untuk anak pertamanya tetap di 33,7 tahun.
Kelahiran mati paling sering terjadi pada kasus dengan ibu berusia 40 tahun ke atas, dengan angka 5,9 per 1.000 kelahiran. Jumlahnya lantas diikuti oleh wanita di bawah 20 tahun, dengan lima kelahiran mati per 1.000 kelahiran. Tingkat kelahiran mati tertinggi terjadi di antara bayi dari kelompok etnis kulit hitam, yaitu 6,9 per 1.000 kelahiran serta lebih umum terjadi di daerah paling miskin di Inggris.
ONS mengatakan mayoritas ibu yang tidak menikah mengikuti tren jangka panjang dari penurunan tingkat pernikahan dan meningkatnya jumlah pasangan yang tinggal bersama dalam beberapa dekade terakhir. Belum diketahui apa dampak menyeluruh dari pandemi terhadap tingkat pernikahan.
Direktur penelitian dari Marriage Foundation, Harry Benson memberikan pandangannya terkait hal itu. Benson percaya kenaikan jumlah bayi yang lahir dari pasangan yang tidak menikah hampir pasti merupakan efek lanjutan dari larangan dan pembatasan pernikahan selama lockdown di tahun sebelumnya.
Disampaikan Benson, banyak pasangan harus menunda pernikahan selama pandemi Covid-19. Dia berharap akan ada semacam pemulihan tingkat kelahiran dalam pernikahan di masa depan, dikutip dari Mirror, Sabtu (21/1/2023).