REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak pandemi merebak, sudah berapa kali Anda kena Covid-19? Sejumlah orang ada yang mengalami infeksi berulang (reinfeksi), sementara yang lainnya masih terlindungi dari SARS-CoV-2.
Meski kasus Covid-19 sudah semakin landai, penyakit tersebut masih terus beredar. Kini, muncul kekhawatiran akumulasi infeksi berulang akan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan.
Kegelisahan ini diungkapkan oleh profesor kedokteran dan penyakit menular di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University, Stuart Ray.
"Ada akumulasi data bahwa infeksi SARS-CoV-2 yang berulang dapat mengakumulasi risiko komplikasi jangka pendek dan jangka panjang," ujar Prof Ray, dilansir laman Express, Selasa (17/1/2023).
Secara khusus, risiko kesehatan yang terkait dengan Covid-19 antara lain masalah kesehatan jantung dan mental. Profesor Ray mengatakan bahwa timnya hanya tahu besaran dampaknya secara retrospektif. Tetapi, data yang terus berkembang menunjukkan bahwa ada dampak tambahan saat seseorang berulang kali terinfeksi.
Sementara itu, data pemerintah Inggris terbaru, menunjukkan bahwa jumlah orang yang dites positif Covid-19 di Inggris telah menurun. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya keengganan orang untuk dites.
"Di AS, rumah sakit berada pada kapasitas maksimum. Saya tidak yakin akan seperti apa besarnya hal ini, tapi saya khawatir," kata Presiden dan CEO Asosiasi Perawatan Kesehatan New Hampshire, Brendan Williams.
Perlindungan yang lebih baik terhadap Covid-19 telah diberikan melalui vaksinasi dan peningkatan penerapan protokol kesehatan. Profesor Ray menyatakan bahwa dosis booster benar-benar membuat perbedaan, dan itu masih merupakan cara paling aman untuk mendapatkan imunitas.