REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa pihaknya telah mendeteksi "sinyal keamanan" awal terkait vaksin Covid-19. Pihaknya menyelidiki kemungkinan vaksin Covid-19 bivalen Pfizer-BioNTech memicu peningkatan risiko strok iskemik pada orang berusia 65 tahun ke atas.
Dalam pernyataannya, CDC mengatakan bahwa sinyal keamanan awal belum teridentifikasi dari vaksin Covid-19 bivalen Moderna. CDC menulis laporan bahwa sistem pengawasan Vaccine Safety Datalink (VSD) menyatakan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech memenuhi kriteria statistik penyelidikan tambahan mengenai kemungkinan ada masalah keamanan untuk penyakit strok iskemik pada orang berusia 65 tahun ke atas yang menerimanya.
"Investigasi respons cepat terhadap sinyal di VSD menimbulkan pertanyaan apakah orang berusia 65 tahun ke atas yang telah menerima Pfizer-BioNTech bivalent lebih mungkin mengalami strok iskemik dalam 21 hari setelah vaksinasi dibandingkan dengan hari 22-44 setelah vaksinasi," tulis CDC, dilansir Fox News, Senin (16/1/2023).
Menurut CDC, strok iskemik terjadi ketika gumpalan darah atau partikel lain menyumbat pembuluh darah ke otak. Dalam pernyataannya, CDC menunjukkan bahwa studi besar tentang vaksin bivalen yang diperbarui dari Pfizer-BioNTech (menggunakan database Centers for Medicare and Medicaid Services) mengungkapkan tidak ada peningkatan risiko strok iskemik.
CDC juga mengatakan bahwa Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) yang dikelola oleh CDC dan FDA belum melihat peningkatan pelaporan strok iskemik setelah vaksin yang diperbarui (bivalen).