REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, 16 Januari, dinyatakan sebagai Blue Monday, hari paling suram sepanjang tahun. Blue Monday biasanya jatuh pada Senin di pekan kedua, ketiga, atau keempat bulan Januari, kemungkinan bisa menjadi hari di mana banyak orang menyerah pada resolusi tahun barunya.
Istilah ini ditemukan pertama kali oleh psikolog asal Britania Raya, dr Cliff Arnall, pada 2005 ketika dirinya diminta membantu memasarkan program musim dingin suatu perusahaan travel, Sky Travel. Blue Monday dikaitkan dengan gaji, motivasi, utang, dan cuaca, untuk membuktikan tingkat stres pada hari paling menyedihkan tersebut.
Banyak psikolog meyakini bahwa Blue Monday dapat digunakan untuk memprediksi kapan seseorang akan merencanakan perjalanan destinasi liburan. Meskipun awalnya ini hanya merupakan promosi dari public relation, tapi dengan cepat itu menjadi peringatan tahunan.
Menariknya, sejak istilah ini muncul, dr Arnall mendesak Britania Raya untuk "menyangkal seluruh gagasan" tentang Blue Monday. Meskipun digunakan oleh perusahaan public relation di seluruh dunia, Blue Monday juga telah dibantah oleh beberapa anggota komunitas ilmiah.
Banyak yang menyebut bahwa seseorang tidak bisa hanya menetapkan nilai numerik untuk faktor seperti "cuaca". “Tidak ada bukti yang kredibel di balik konsep hari yang paling menyedihkan dalam setahun ini,” ujar Kepala Informasi Badan Amal Kesehatan Mental Mind, Stephen Buckley, dilansir Mirror, Senin (16/1/2023).
Buckley mengatakan, setiap orang memiliki kesehatan mental dan siapa pun bisa merasa sedih dari waktu ke waktu. Menyebut ada satu hari ketika depresi entah bagaimana "menyerang" lebih dari biasanya, ini merupakan pengetahuan yang salah.
Sementara itu, banyak orang akan mengalami masa-masa sedih, bahkan mereka yang mengalami depresi bisa bersedih selama berpekan-pekan atau berbulan-bulan. Gejalanya dapat bervariasi antara orang yang berbeda, tetapi mungkin termasuk suasana hati yang terus-menerus rendah, kurangnya minat atau motivasi dalam banyak hal, mudah marah dengan orang lain, perasaan cemas dan khawatir, bahkan pikiran untuk bunuh diri atau pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Tanda-tanda fisik dapat berupa perubahan nafsu makan, kurang energi, dorongan seks rendah, dan gangguan tidur. National Health Services (NHS) di Inggris menyarankan untuk segera menemui dokter, jika mengalami gejala depresi sepanjang hari selama lebih dari dua pekan.
Emer O'Neill dari Depression Alliance mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang, untuk mencegah depresi:
1. Berpikir positif
Usahakan agar pikiran sibuk dan belajar mengenali pola berpikir negatif, saat melakukannya dan menggantinya dengan pikiran yang lebih konstruktif.
2. Makan dengan benar
“Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang sehat dapat berdampak besar pada suasana hati,” kata Emer. Hindari makanan dan camilan manis, serta minum banyak air putih dan hindari minuman keras.
3. Coba akupunktur
Dalam uji coba, peneliti Universitas York menemukan mereka dengan depresi sedang hingga berat yang menjalani akupunktur setiap pekan selama tiga bulan, menunjukkan peningkatan lebih banyak dibandingkan mereka yang menjalani konseling mingguan dan lainnya.
4. Tingkatkan omega 3
Semakin banyak ikan yang dikonsumsi, maka semakin rendah kemungkinan mengalami depresi. Penelitian terbaru menemukan bahwa depresi dan kecemasan akan membaik setelah delapan pekan penderita mengonsumsi suplemen omega 3.
5. Makan ikan berminyak
Salmon, makerel, herring, kippers, sarden, dan tuna segar, baik dikonsumsi setidaknya dua kali sepekan atau ambil minyak ikan cod.
Selain itu, setiap orang akan menjalani pemulihan yang berbeda-beda, tetapi Emer mengatakan ada lima prinsip utama yang perlu dipertimbangkan:
1. Jadilah orang yang mudah bergaul
Kesepian menyebabkan depresi yang pada gilirannya menyebabkan lebih banyak kesepian. Jadi, sangat penting tidak hanya untuk tetap terhubung dengan orang-orang di sekitar (keluarga, teman, kolega, dan tetangga) tetapi juga terhubung dengan orang lain yang pernah mengalami depresi dan melewatinya.
2. Jadilah aktif
“Meskipun mungkin terasa seperti usaha, berolahraga selama 20 menit sehari dapat membuat tubuh merasa lebih baik dengan merangsang pelepasan endorfin yang meningkatkan suasana hati,” kata Emer. Olahraga juga meningkatkan tingkat energi dan meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki tidur.
Harus sering keluar rumah, karena udara segar dan vitamin D dari sinar matahari juga akan membantu. Dalam beberapa penelitian, aktivitas fisik ditemukan sama efektifnya dengan pengobatan.
3. Kuatkan pikiran
Ini tidak harus berarti meditasi. “Ini tentang melihat sekeliling dan memperhatikan. Misalnya, perhatikan perubahan musim, nikmati saat ini, berkomentar tentang yang tidak biasa, menyadari dunia di sekitar kita,” ujar Emer.
4. Bersemangat untuk belajar
“Mulailah dengan mempelajari lebih lanjut tentang kondisi tubuh kita sendiri,” kata Emer menyarankan. Cobalah sesuatu yang baru, daftar kursus, temukan kembali minat lama, atau jadilah kreatif. Ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan menawarkan peluang untuk terhubung dengan orang lain.
5. Jadilah murah hati
Lakukan sesuatu yang baik untuk teman atau orang asing. Terima seseorang. Senyum. Relakan waktu. Keluar dan bergabunglah dengan grup komunitas. Ini tidak hanya bermanfaat tetapi juga meningkatkan kebahagiaan.