REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pati dari tumbuhan talas rupanya bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai hidangan, seperti bakso dan tahu bakso. Inovasi itu telah dilakukan oleh Siti Sholikhah dan sang suami, Budiansyah, yang menjual berbagai varian produk berbahan pati talas sejak 2015.
Bermula dari produksi rumahan yang dipasarkan dari mulut ke mulut, berbagai produk tahu bakso talas dan bakso talas itu pun berlanjut dengan penjualan secara daring. Sejak 8 Desember 2022, pasangan Sholikhah dan Budiansyah membuka rumah makan yang diberi nama Resto Mama Shakila (MS) di bilangan Cibuluh, Kota Bogor.
Sholikhah bercerita, resep awal bakso dia dapat dari almarhum ayah mertuanya yang merupakan pengusaha kuliner di Blora, Jawa Tengah. Dia lantas memodifikasi resep itu dan mengombinasikan dengan komoditas lokal di Bogor, yakni talas yang ikonik.
"Lebih dari tiga bulan coba-coba, sampai komposisi gramasinya pas. Hampir setiap hari trial and error. Sekarang, untuk skala yang pas, skalanya kira-kira dengan dua kilogram daging sapi menggunakan 500 gram pati talas," kata Sholikhah kepada Republika.co.id, Selasa (3/1/2023).
Dengan komposisi tersebut, dari tangan Sholikhah lahir racikan lezat berbagai menu bakso talas serta tahu bakso talas. Ada menu tahu bakso talas orisinal, pedas, keju, dan mix. Menu bakso antara lain bakso tulang sumsum rawit keju, bakso selimut kabut, bakso iga, bakso beranak mercon, bakso isi daging, bakso urat, dan masih banyak lagi.
Soal rasa, bakso talas tidak berbeda dengan bakso daging sapi pada umumnya. Pembeli mungkin mengira akan ada rasa talas, tetapi ternyata sama sekali tidak ada, sebab yang dominan adalah rasa daging yang gurih.
Aroma khas daging pada baksonya tetap terasa, namun tidak berlebihan. Dengan kepiawaian pembuatnya, bakso ini terasa lembut dan kenyal, tanpa ada sensasi "mengendal" usai memakannya.
Tidak cuma menonjolkan bahan baku talas pada menu-menunya, penyajian hidangan juga memiliki daya tarik tersendiri. Sebab, menu-menu di Resto MS disuguhkan dalam mangkuk gerabah. Pertimbangannya bukan sekadar estetika, tapi juga keamanan, kelestarian lingkungan, serta menjaga kualitas makanan.
Dijelaskan Sholikhah, mangkuk gerabah berfungsi sebagai penangkap panas, sehingga makanan yang disajikan menggunakan peralatan itu akan bertahan hangat lebih lama. Gerabah berwarna kecokelatan yang digunakan dipesan khusus dari Blora, Jawa Tengah.
Untuk membuat bakso olahan dari pati talas, Sholikhah mengakui memang susah-susah gampang. Kalkulasi kadarnya harus tepat, dengan cara pengolahan tepat serta penyaringan beberapa kali. "Jika kurang tepat, adonan bisa tidak kalis, bantet, atau terlalu encer," ujarnya.