REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. Jumlah kasus meninggal bisa mencapai hingga ribuan setiap tahun. Bahkan kasus kecacatan bisa lebih tinggi 2 kali lipat dari kasus kematian.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengobati stroke. Ia pun mengapresiasi tindakan coiling yang dilakukan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali dalam menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS PON.
Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami mengatakan saat ini, tim sedang melakukan tindakan coiling yang merupakan suatu program pengampuan yang dilakukan di berbagai rumah di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Ia menyampaikan, secara garis besar penyebab stroke ada dua yakni stroke karena penyumbatan pembuluh darah dan stroke karena pecahnya pembuluh darah.
"Sebagian dari yang pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma," ujarnya.
Dikatakan dr. Mursyid, aneurisma adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tegangan darah tinggi.
“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah itu maka harus dilakukan suatu tindakan,” kata dr. Mursyid.
Ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah tindakan Coiling. Ini adalah tindakan dengan memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua adalah tindakan clipping atau melakukan klip (penjepitan).