Selasa 27 Dec 2022 13:54 WIB

Keju Ini Bisa Buat Tekanan Darah dan Kolesterol Tetap Stabil

Keju Jarlsberg sempat terlupakan dan kemudian ditemukan kembali pada tahun 1900-an.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Keju (ilustrasi)
Foto: PxHere
Keju (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keju selama ini kerap dikaitkan dengan kenaikan berat badan, obesitas, kolesterol tinggi dan hipertensi. Namun rupanya, ada beberapa jenis keju yang lebih bergizi dan memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh.

Bahkan, jenis keju seperti Jarlsberg dari Norwegia bisa membuat tekanan darah dan kolesterol tetap stabil. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal Nutrition Prevention & Health, keju Jarlsberg Norwegia tidak mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol seperti susu sejenis lainnya.

 

Dilansir dari Times Now News, Ahad (25/12/2022), keju klasik nan lembut ini diproduksi menggunakan susu sapi yang diperoleh dari Jarlsberg di Norwegia Timur. Keju ini sempat terlupakan dan kemudian ditemukan kembali pada tahun 1900-an.

 

Dalam studi ini, para peneliti melibatkan 66 wanita sehat dengan usia rata-rata 33 tahun dan BMI 24. Mereka kemudian diberikan 57 gram Jarlsberg dan 50 gram keju Camembert selama enam minggu. Pada akhirnya, orang yang diberi Camembert dialihkan ke Jarlsberg selama enam minggu lagi.

 

Sementara kedua keju tersebut memiliki kandungan lemak dan protein yang serupa, varietas Norwegia juga mengandung vitamin K2. Pada akhir minggu keenam, sampel darah diambil untuk memeriksa kandungan protein, osteokalsin, peptida dan vitamin K dalam pergantian tulang. 

 

Peneliti mengamati bahwa profil peserta yang mengonsumsi keju Jarlsberg lebih baik dari kelompok lainnya. Selain itu, kadar kolesterol jahat juga turun secara signifikan pada kelompok Jarlsberg. Mereka juga mengalami penurunan hemoglobin terglikasi secara signifikan bersama dengan risiko diabetes yang lebih rendah.

 

Sementara itu, kelompok Camembert juga menuai keuntungan, tetapi setelah beralih ke Jarlsberg. Para ahli penelitian mengatakan bahwa manfaat tersebut disebabkan oleh perbedaan metode pembuatan keju yang mempengaruhi komposisi gizi keju. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement