Senin 26 Dec 2022 19:28 WIB

Pakar Ungkap Cara Pencegahan Tripeldemik, Apa Itu?

Saat ini terjadi kenaikan kasus penyakit pernapasan di kalangan balita.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Paru-paru (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Paru-paru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara yang telah memasuki musim dingin mencatatkan kenaikan kasus tiga penyakit pernapasan di kalangan balita. Penyakit itu termasuk Covid-19, flu, dan respiratory syncytial virus (RSV) atau bisa disebut tripeldemik.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sebenarnya tidak ada definisi ilmiah khusus tentang tripeldemik tersebut.

Baca Juga

 

"Ini hanyalah suatu keadaan pada waktu yang sama ada peningkatan kasus dari tiga penyakit yang menyerang paru dan saluran napas, yaitu Covid-19, flu dan juga infeksi akibat RSV (respiratory syncytial virus) yang dapat mengakibatkan peningkatan jumlah pasien di rumah sakit dan IGDnya," ujarnya dalam keterangan, Senin (26/12/2022).

 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu pun mengungkapkan, pencegahan tripeldemik adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan. Cara pencegahan lain adalan dengan vaksin.

 

"Kita sudah mengenal pencegahan Covid-19 dengan vaksin," ucapnya.

 

Diketahui, jenis vaksin terbaru Covid-19 adalah yang bivalen, yang dapat menangani varian lama dan varian Omicron. Tjandra berharap agar vaksin Covid-19 bivalen juga segera akan tersedia di Indonesia.

 

"Kita juga tahu bahwa vaksin flu pun sudah lama tersedia, yang setiap tahun memang komposisinya berubah sesuai perkembangan yang ada, dan berbeda pula untuk negara/daerah di belahan dunia atas dan bawah katulistiiwa," ungkapnya.

 

Vaksin flu yang kini digunakan adalah dalam bentuk kuadrivalen karena mencakup 4 strain influenza yang sekarang beredar. Akan baik juga kalau vaksin Flu terus disosialisasikan di Indonesia selain juga vaksin pneumonia yang anjurannya adalah lebih untuk usian di atas 50 atau 60 tahun.

 

"Untuk penyakit akibat RSV (respiratory syncytial virus) maka memang belum ada vaksinnya. Untuk pencegahan, selain prokes 3M, maka dapat digunakan obat palivizumab. Ini adalah suatu bentuk terapi antibodi untuk mencegah bayi dan anak mendapat infeksi berat akibat RSV dan harus dirawat di rumah sakit," terangnya.

 

Biasanya, lanjut Tjandra, infeksi RSV terjadi pada anak-anak. Hanya saja kini situasinya agak berubah.

 

"Memang kaum dewasa yang terinfeksi RSV biasanya gejalanya ringan saja, tetapi setidaknya di Amerika Serikat maka ada kecenderungan lebih banyak kaum dewasa yang infeksi RSVnya cukup berat dan bahkan masuk rumah sakit," ucap dia.

 

Data “Centers for Disease Control and Prevention - CDC” Amerika Serikat menunjukkan kaum dewasa dinagara itu yang dirawat di rumah sakit karena RSV tahun ini adalah 10 kali lebih banyak dari tahun yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement