Kamis 22 Dec 2022 00:45 WIB

Sering Olahraga, Risiko Alami Gejala Parah Covid-19 Tampak Lebih Rendah

Ada banyak faktor yang memengaruhi keparahan gejala Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Warga menggunakan sepeda berolahraga di Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat. Orang yang aktif berolahraga cenderung lebih rendah risikonya untuk mengembangkan gejala parah Covid-19.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Warga menggunakan sepeda berolahraga di Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat. Orang yang aktif berolahraga cenderung lebih rendah risikonya untuk mengembangkan gejala parah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal pandemi, orang mengalami gejala Covid-19 yang berbeda-beda tingkat keparahannya. Saat beberapa menderita komplikasi parah akibat infeksi, yang lain hanya mengalami gejala ringan.

Meskipun ada banyak faktor penyebab yang memengaruhinya, penelitian baru menunjukkan aktif secara fisik dapat membawa perbedaan besar. Sebuah studi terhadap hampir 200 ribu orang dewasa di AS mengungkapkan mereka yang lebih aktif secara fisik sebelum didiagnosis dengan Covid-19 memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala parah.

Baca Juga

Sebagai bagian dari penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine, sebuah tim menganalisis catatan kesehatan elektronik dari 194.191 pasien dewasa di Kaiser Permanente di California, AS. Pasien-pasien ini didiagnosis dengan Covid-19 antara Januari 2020 hingga Mei 2021, sebelum vaksinasi Covid-19 meluas di wilayah tersebut.

Semua pasien melaporkan tingkat aktivitas fisik mereka sebelum jatuh sakit. Setiap pasien digolongkan ke dalam salah satu dari lima kategori yang berkisar dari selalu tidak aktif hingga latihan 150 menit per pekan.

Dari analisis data ini ditemukan bahwa semakin banyak aktivitas fisik yang dilaporkan pasien, maka semakin rendah risiko rawat inap atau kematian dalam 90 hari setelah diagnosis Covid-19. Tren ini sama di semua tingkat aktivitas, dengan pasien yang paling aktif menghadapi risiko terendah.

"Semakin banyak berolahraga semakin baik, tidak peduli ras, etnis, usia, jenis kelamin, atau kondisi kronis seseorang," kata penulis studi utama dan direktur divisi penelitian perilaku di Kaiser Permanente, Deborah Rohm Young, dilansir Express, Senin (21/12/2022).

Lebih banyak aktivitas fisik juga dikaitkan dengan tingkat rawat inap atau kematian yang lebih rendah untuk pasien dengan kondisi kronis tertentu, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, atau obesitas. Kondisi ini terkait dengan peningkatan risiko hasil Covid-19 yang buruk.

"Ini adalah peluang yang kuat untuk mengembangkan kebijakan yang lebih kuat yang mendukung aktivitas fisik sebagai strategi mitigasi pandemi," ujar Young.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement